
Kini lebih hebat lagi. Tidak jauh dari ujung by pass itu ada mulut jalan tol baru: Mojokerto-Gresik/Lamongan.
Yang di tengahnya lagi dibuat akses tambahan. Agar bisa terhubung dengan tol Surabaya-Jakarta yang melintas di bawahnya.
Kiai Anwar punya sawah 5 hektare di desanya itu. Sawah itulah yang berubah menjadi aset berharga: di pinggir by pass.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal PMK: Kuku Mulut
Di situlah dr Agus membangun tempat praktik. Di dekat rumah kakeknya. Pasiennya luar biasa banyak. Ia disenangi masyarakat.
Sejak lahir, SD sampai SMP ia memang sekolah di desa itu. SMA-nya pun di Krian. Bahkan ketika kuliah di Unair Surabaya, ia tetap tinggal di Krian –pulang pergi ikut kereta komputer.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Tes PCR: Hadiah Lebaran
Itu lebih murah daripada kos di Surabaya. Dan lagi ia memang sudah menyatu dengan desa itu. Istrinya pun dari desa itu.
Sang istri juga kuliah di Unair: ekonomi. Juga naik kendaraan umum seperti dr Agus. Hubungan dr Agus dengan masyarakat desa itu sudah seperti keluarga besar.
Ia tahu siapa yang harus digratiskan ketika ke tempat praktiknya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News