
GenPI.co - Hari ini, seluruh umat Buddha di seluruh Indonesia merayakan Waisak 2556 BE (Buddhist Era).
Salah satu prosesi yang penting yaitu Puja Bakti Trisuci Waisak. Proses ini digambarkan dengan umat yang membawa ragam persembahan ke depan altar.
Ketua Wihara Silaparamita Ferry Oranto menjelaskan ada berbagai makna di balik persembahan yang dibawa dalam proses Puja Bakti Trisuci Waisak tersebut.
BACA JUGA: Hari Raya Waisak 2022, Vihara Buddha Dharma di Bekasi Membeludak
Menurutnya, prosesi adalah suatu iring-iringan persembahan puja yang dipersembahkan di altar.
"Di altar trinabi terdiri dari air, buah-buahan, bunga, lilin, dupa, dan manisan. Masing masing itu ada simbolnya," ucap Ferry kepada wartawan di Wihara Silaparamita, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (15/5).
BACA JUGA: Rayakan Waisak, Wihara Siddharta Dipadati Ratusan Umat Buddha
Lilin merupakan simbol penerang dan berani mengorbankan dirinya untuk penerangan orang lain sehingga tubuhnya akan hancur.
Air merupakan simbol kerendahan hati dan kegemaran untuk menolong orang lain. Sebab, air bersifat suka mencari tempat yang lebih rendah.
BACA JUGA: Perayaan Waisak 2022 di Wihara Silaparamita Didominasi Lansia
Dupa merupakan wangi-wangian yang melambangkan nama baik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News