
GenPI.co – Jumlah pengguna jasa Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang terus meningkat seiring naiknya jumlah wisatawan di Semarang. Di tahun 2019 ini dalam periode Januari - Juni 2019, load factor di Koridor 1 sebesar 90,40%, kemudian Koridor II 97,96%, Koridor 3 sebesar 55,96%, Koridor 4 sebesar 67,81%, koridor 5 sebesar 93,18%, koridor 6 sebesar 39,27%, Koridor 7 sebesar 67, 39% dan Koridor Bandara 11.07%.
Menurut Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Trans Semarang Ade Bhakti Ariawan, seiring kenaikan load factor, pendapatan pihaknyapun meningkat dimana sejak Januari - 7 Agustus sudah mencapai Rp17 miliar. Load Factor atau faktor muat merupakan perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut dalam kendaraan terhadap jumlah kapasitas tempat duduk penumpang di dalam kendaraan pada periode waktu tertentu.
“Biasanya dinyatakan dalam persen. Dari angka load factor tersebut, terlihat jika BRT Trans Semarang semakin diminati oleh masyarakat salah satunya para wisatawan,” terangnya.
Karenanya, pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan dengan tujuan semakin banyak masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi massal BRT Trans Semarang. Perbaikan pelayanan dilakukan terus-menerus, seperti penambahan koridor, penambahan armada, shelter, dan mempermudah cara pembayaran menggunakan cashless.
“Semuanya itu sedang proses. Termasuk pengembangan empat koridor feeder," ujarnya.
Di sisi lain untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa, BLU Trans Semarang merenovasi beberapa dan memperluas Halte Transit Point. Renovasi yang telah dilakukan ada di halte Simpanglima menyusul Halte Transit Elizabeth, Halte Balaikota, Halte Imam Bonjol dan Halte Kagok.
Ade menjelaskan perluasan halte transit ini diperlukan mengingat pengguna jasa BRT Trans Semarang yang kian meningkat hingga 31.000 orang per hari. Berbagai Inovasi yang dilakukan Trans Semarang saat ini berhasil meningkatkan pengguna jasa.
Baca juga:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News