
Daryono mengemukakan sebagian pakar berpendapat, perubahan pola tegangan regional (regional stress pattern) kemungkinan dapat menerangkan gejala tersebut. Namun nyatanya, hingga saat ini bagaimana memodelkan hal itu masih sulit dilakukan.
Namun demikian dalam perkembangan ilmu kegempaan, setidaknya sudah ada 2 teori pemicu antar gempa, yaitu yang bersifat statis (permanen) dan yang bersifat dinamik (berpindah).
Pemicuan yang bersifat statis dapat terjadi pada gempa-gempa yang sangat dekat lokasinya, sebagai contoh adalah munculnya gempa-gempa baru di Lombok di bagian barat dan timur yang diduga kuat akibat pemicuan gempa yang bersifat statis (static stress transfer) dari gempa Lombok M 7,0 yang terjadi sebelumnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News