
Penjelasan Kementerian Perhubungan tadi khusus untuk menanggapi pendapat guru besar hukum internasional Universitas Indonesia itu.
Pendapat itu memang beredar luas di medsos. Menghebohkan. Komentar pun berseliweran. Kesan yang muncul: kita telah ditipu Singapura.
Seolah kedaulatan udara sudah dikembalikan ke Indonesia, kenyataannya tidak begitu. Udara di bawah 37.000 kaki masih tetap dikuasai Singapura.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Gus Margiono
Kesan lain tulisan itu: Presiden Jokowi telah ditipu anak buah. Yakni menyaksikan penandatanganan dokumen perjanjian yang detailnya berbeda dengan yang tersiar ke publik.
Kesan lainnya lagi: kita kalah cerdik dalam perundingan. Pemerintah tidak mampu membayar lawyer yang hebat dan banyak. Sedang di pihak Singapura sebaliknya.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Sesal Istri
Saya mendapat cerita dari juru runding yang pernah terlibat soal itu. Di barisan kursi belakang juru runding Singapura berderet ahli hukum.
Juru runding itu terlihat sering berunding dengan yang di barisan belakang.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Imlek Pandemi
Setiap kata dan kalimat didiskusikan. Termasuk koma dan titik. Terutama garis miring.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News