
Saya tanya ia: “Masih mau kembali ke redaksi?” tanya saya.
“Tidak, tidak, tidak. Tidak mau,” jawabnya. “Ternyata saya bisa,” tambahnya.
Begitu juga angkatan 45 lainnya. Di tangan Margiono, Jawa Pos terus maju. Tapi banyak generasi unggul di angkatannya. Yang juga layak menjadi pemimpin redaksi.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Imlek Pandemi
“Saya mau kalau ditugaskan memimpin koran baru di mana saja,” katanya.
“Biar regenerasi di Jawa Pos terus bergilir,” tambahnya.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Sesal Istri
Saya tahu alasan tersembunyinya: agar tidak terus di bawah bayang-bayang saya.
Mungkin juga karena ia mendengar bahwa saya baru saja dipanggil BM Diah, mantan menteri penerangan yang juga pemilik Harian Merdeka.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Ekstradisi Paulus
Pak Diah minta agar saya mengelola Merdeka yang lagi sangat sulit. “Saya percaya dengan manajemen arek Suroboyo iki,” kata Pak Diah mencoba mencampurkan Bahasa Jawa.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News