
GenPI.co— Pemprov DKI Jakarta bersama Badan Musyawarah Betawi (Bamus Betawi) telah menggelar acara Lebaran Betawi. pada 19-21 Juli 2019 di Lapangan Silang Monas.
Acara ini digelar dengan tujuan memperkuat persaudaraan warga Jakarta, sekaligus melestarikan berbagai kesenian dan makanan khas Betawi.
Budawayan Betawi, Saiful Amri, mengungkapkan ada makna sakral di balik perayaan Lebaran Betawi yang mulai memudar, yakni pelaksanaan syariat agama berupa puasa Syawal selama enam hari setelah Idulfitri.
Baca juga:
Lebaran Betawi di Monas, Anies Disambut Palang Pintu
Sejarah Lebaran Betawi, Ajang Silaturahmi Warga Jakarta
Dia menjelaskan, dua hari setelah Lebaran biasanya orang Betawi melaksanakan puasa Syawal selama enam hari. Setelah selesai melaksanakan puasa tersebut, barulah orang-orang Betawi merayakan Lebaran untuk kedua kalinya yang kemudian dikenal sebagai Lebaran Betawi.
"Jadi memang seminggu setelah Lebaran resmi, masih banyak orang yang saling berkunjung ke rumah saudara yang dikenal sebagai Lebaran Betawi. Tentunya waktu itu masih banyak orang Betawi di Jakarta. Seiring waktu banyak warga yang tergusur, maka atas inisiatif Gubernur Fauzi Bowo [Gubernur DKI periode 2007-2012] diadakanlah acara Lebaran Betawi yang hingga saat ini sudah yang ke-12 kali dilaksanakan," jelas Amri.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News