
GenPI.co - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi Kunto Adi Wibowo menyoroti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang dilebur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Hal tersebut lantas menuai kontroversi karena para peneliti tidak tetap di Eijkman terpaksa diberhentikan dan kehilangan pekerjaan.
"Ini seperti mengonfirmasi kepercayaan masyarakat bahwa nggak ada gunanya jadi orang pintar di Indonesia," ujar Kunto kepada GenPI.co, Jumat (7/1).
BACA JUGA: Pesan Pengamat untuk Kepala BRIN agar Riset Tanah Air Bisa Maju
Menurutnya, langkah BRIN tersebut sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan isu yang tak baik.
"Jadi timbul pemikiran bahwa peneliti yang ingin memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata kalah dengan birokrasi," ucapnya.
BACA JUGA: BRIN Perlu Gandeng Perguruan Tinggi untuk Majukan Riset Tanah Air
Menurut Kunto, hal tersebut seakan-akan memberikan pesan yang tidak menyenangkan, khususnya untuk anak-anak muda di Indonesia yang punya bakat di bidang penelitian.
"Ini harus dievaluasi, terutama dari BRIN sendiri. Apakah BRIN yakni memberi pesan kepada anak muda bahwa ilmu pengetahuan tidak penting?" tuturnya.
BACA JUGA: Eijkman Dilebur Ke Brin, PKS Sebut Manajemen Pemerintah Amburadul
Di sisi lain, Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Kedai Kopi Hendri Satrio menilai seharusnua BRIN mempersiapkan lembaga lain untuk para peneliti Eijkman jauh-jauh hari.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News