
GenPI.co - Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), dilanda banjir di banyak titik di wilayahnya pada awal tahun 2022. Curah hujan tinggi yang di mulai pada malam pergantian tahun pun disebut sebagai penyebab utamanya.
Namun, alam tidak sepenuhnya salah. Ada faktor lain mengapa air yang tumpah dari langit itu justru menggenang di darat.
Akar Bhumi Indonesia, organisasi lingkungan di Batam menyebut, Batam jika ibarat sebuah rumah, memiliki halaman depan dan belakang berupa hamparan laut luas.
BACA JUGA: Ada 19 Titik Banjir di Batam, di Mana Saja?
Sehingga curah hujan yang berlebih semestinya mengalir ke laut tanpa hambatan berarti.
Founder Akar Bhumi Indonesia, Hendrik Hermawan, mengatakan, banjir yang terjadi saat ini menjadi sinyal bahwa Batam darurat lingkungan.
BACA JUGA: Awas, Batam akan Hujan Selama 3 Hari
Menurutnya, perlu ada perhatian khusus melihat fenomena banjir ketika curah hujan yang terjadi di Batam yang notabene merupakan daerah kepulauan.
“Pemerintah harusnya belajar dan sudah tahu, periode pergantian tahun selalu dibarengi dengan fenomena angin utara,” katanya kepada GenPi.co Kepri, Minggu (2/1).
BACA JUGA: Bantuan Kemensos RI untuk Suku Laut di Batam
Hendrik menjelasakan, fenomena itu menyebabkan angin dari laut dan darat saling bertabrakan. Menyebabkan air hujan dengan jumlah tinggi di darat tidak dapat mengalir ke mana-mana.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News