
Tinggal satu lagi agenda saya: melihat pohon sawo kecik. Anies harus menanamnya di halaman joglo itu.
Harus? Dulu, ketika masih di Tegalsari, joglo ini dijaga oleh pohon sawo kecik. Sekarang pun harus ada yang menjaganya.
Hanya saja makna pohon kecik di Lebak Bulus ini sudah berbeda. Anies menanamnya sebagai pengingat. Sedang aslinya, pohon sawo kecik di Tegalsari itu sebagai penanda politik.
BACA JUGA: Hendri Satrio Beberkan Rizal Ramli Layak Jadi Capres
Beginilah kisahnya: –jangan-jangan Anda sendiri sudah tahu. Begitu Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda (1830), pengikutnya bercerai berai.
Tapi hati mereka tetap satu: menunggu Diponegoro pulang. Lalu bertekad akan bersama-sama lagi bertempur melawan Belanda.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Tahun Komitmen
Sangkaan mereka, Diponegoro lagi dinaikkan haji. Begitulah yang dikatakan Belanda: Diponegoro dibawa ke Jakarta untuk seterusnya akan diberangkatkan ke Makkah.
Mereka tidak tahu bahwa Diponegoro dibuang ke Tondano, dekat Manado-kecuali mereka yang menyertainya.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan: Pikul Baru
Di saat para pengikut tercerai-berai itulah mereka sepakat untuk memiliki penanda seperjuangan: menanam pohon sawo kecik di halaman rumah masing-masing.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News