
Ia membuat teks pidato di situ. Di HP-nya. Mesin mobil dibiarkan terus hidup agar AC tetap menyala.
Buya tidak perlu buka-buka data. Ia putuskan untuk mengemukakan soal keadilan ekonomi. Mumpung di depan pengambil kebijakan tertinggi.
Ia ingat pertemuannya dengan Menteri Agraria Dr Sofyan Djalil. Ia pernah bertanya: berapa indeks tanah kita.
BACA JUGA: Investasi Paguat
Sang menteri, menurut Buya Anwar, menjawab jelas: 0,59. Itu berarti 1 persen warga negara menguasai tanah 59 persennya.
Menurut Buya, itu simbol ketidakadilan ekonomi yang sangat nyata. Sebagai doktor ekonomi, Buya banyak membaca buku ekonomi, termasuk yang ditulis ahli-ahli ekonomi dari Barat.
BACA JUGA: Kroni Texmaco
Ia setuju dengan teori bahwa ekonomi itu tidak dikendalikan oleh politisi atau cendekiawan atau lainnya. Ekonomi itu dikendalikan oleh yang menguasai ekonomi.
Buya lahir di Guguak 8 Koto, tidak jauh di timur Bukittinggi. Sampai SMA masih di sana.
BACA JUGA: UV Tinggi
Lalu kuliah di IAIN Ciputat, Jakarta –kini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Lalu ambil S-2 manajemen.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News