
GenPI.co - Lasem kini lagi ruwet-ruwetnya. Itu berarti, ada harapan. Banyak jalan lagi digali. Di pinggirnya.
Bersamaan pula dengan musim hujan. Becek dan lumpur bersatu dengan tanah galian.
Padahal, saya ingin berjalan kaki di kota unik itu. Agar bisa menikmati ketuaan bangunan di sana.
BACA JUGA: Lol Mama
Gagal. Tidak nyaman. Apa boleh buat. Tujuan utama saya pasti Anda pun tahu: ke Jalan Karang Turi.
Itulah pusat batik Lasem Tionghoa di masa nan lalu. Ternyata juga ada galian. Pun di pinggir Jalan Karang Turi.
BACA JUGA: PPKM Tiga
Untung, ada halaman terbuka di Rumah Merah di Karang Turi. Saya bisa parkir di halaman itu.
Sambil menyesal: kenapa tidak makan siang di situ saja. Di teras Rumah Merah. Ternyata ada kantinnya. Banyak pula pilihan makanannya.
BACA JUGA: Bahasa Teknik
Sungguh menyesal. Kenapa tadi mampir sate kambing. Hanya gara-gara ada asap dan aroma kambing bakar di pinggir Jalan Jatirogo.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News