
Saya pun diminta pindah ke ruang tunggu VVIP. Sambil mengobrol soal kemajuan kereta api.
”Jumlah penumpang sudah pulih,” ujar Suharianto, sang kepala stasiun yang asal Yogyakarta itu.
Ternyata kelas luxury memang selalu penuh, padahal harga karcisnya lebih mahal daripada naik pesawat. Rp 1.050.000.
BACA JUGA: Capres Andika
Saya memuji ide lahirnya kelas luxury tersebut. Itu bisa menaikkan brand KAI.
Ternyata, kelas itu, secara pendapatan, lebih rendah daripada kelas eksekutif.
BACA JUGA: Andhika Thatcher
Di gerbong luxury, isinya hanya 18 tempat duduk, sedangkan untuk kelas eksekutif, bila penuh, menghasilkan Rp 28 juta per gerbong.
Sudah begitu lama saya tidak naik kereta api. Enam tahun? Sekitar itu.
BACA JUGA: Perkebunan Nike
Ternyata tetap terjaga baik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News