
Selain untuk mengurai kemacetan di sekitar lokasi, juga untuk memberi kesempatan warga di perbatasan dengan Sulawesi Utara menikmati pesta santap ketupat dan lauk pauk secara gratis.
“Kami harapkan bisa menghindari kemacetan, karena semua masyarakat di Gorontalo tertuju ke kampung Jawa Tondano di Yososnegoro. Banyak juga masyarakat yang tidak kebagian makanan. Insyaallah tahun-tahun berikutnya akan kami laksanakan lagi di daerah lain,” ujar Rusli.
Gubernur Rusli menjelaskan, inti dari pelaksanaan Lebaran Ketupat adalah persaudaraan. Warga dari berbagai lapisan saling berkunjung, dan memaafkan satu sama lain.
“Warga Jawa Tondano bahkan warga asli Gorontalo dengan ikhlas dan senang hati menerima tamu sambil menyiapkan makanan. Makanya kami ikut membantu salah satunya dengan menyiapkan daging bersubsidi. Kemarin kami siapkan 1.000 kupon untuk warga Atinggola. Tadinya harga daging Rp110.000 per kg kami hanya jual Rp50.000,” kata Rusli.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Nancy Lahay mengatakan senang dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Gorontalo Utara. Mereka umumnya berasal dari wilayah Gorontalo, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
“Ada juga yang datang dari Jakarta, atau kota besar lainnya. Mereka menikmati sajian ketupat yang lezat, dan kuliner lainnya [di Gorontalo],” kata Nancy.
Tonton juga video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News