Nasib Indonesia Masih Suram, Pakar Epidemiologi Pesimistis...

Nasib Indonesia Masih Suram, Pakar Epidemiologi Pesimistis... - GenPI.co
Ilustrasi - Petugas medis berpakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap mengevakuasi lima warga positif COVID-19 dari rumah mereka menuju RSUD Cut Meutia Aceh Utara di Lhokseumawe, Aceh, Senin (15/6/2020). Foto: ANTARA /Rahmad/wsj.

GenPI.co - Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman pesimistis pemerintah Jokowi menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity bisa terwujud dalam waktu dekat.

"Jangankan herd immunity ya, treshold (ambang, red) herd immunity saja sulit dicapai dengan mudah apalagi dalam waktu singkat," ujar Dicky dalam keterangannya, Kamis (12/8/2021) kemarin.

Dia beralasan sulit untuk mewujudkan herd immunity karena cakupan vaksinasi di Indonesia dinilai masih rendah sekaligus kemunculan adanya varian Delta.

BACA JUGA:  Epidemolog Ungkap Masa Inkubasi Varian Delta Lebih Pendek

"Kita harus cukup bijak menggunakan kata-kata herd immunity ini. Jangan sampai jadi PHP (pemberi harapan palsu) nantinya karena cenderung makin sulit sekarang apalagi dengan angka reproduksi delta yang tinggi," terang Dicky.

Apalagi, negara lain seperti Kanada dan Israel yang cakupan vaksqinasinya lebih dari 50 persen belum bisa mengklaim sebagai negara yang telah mencapai herd immunity.

BACA JUGA:  Ahli Epidemologi: Bandung Belum Siap Terapkan Tatanan Normal Baru

Dirinya juga menilai program vaksinasi yang saat ini dilakukan pemerintah Jokowi hanya sebagai strategi jangka pendek.

"Vaksinasi itu di jangka pendek dan menegah saja untuk melindungi kasus infeksi, menurunkan kematian, dan mengurangi beban di fasilitas kesehatan," tegas dia.

BACA JUGA:  Suara Lantang Anggota DPR RI Telak, Pemerintah Jokowi Simak

Lebih lanjut, Dicky mengaku justru khawatir istilah herd immunity itu menciptakan kelalaian masyarakat dalam mewaspadai pandemi Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya