
Ketiga, Risma meminta jajarannya tidak meremehkan prakiraan yang dibuat BMKG, karena sudah dikaji secara akademis dan disesuaikan dengan kondisi teknis di lapangan, dan kebenaran BMKG bisa diyakini.
Keempat, agar jajaran Kementerian Sosial hingga Dinas Sosial lebih mengerti kebutuhan warga setempat yang riskan terhadap dampak bencana untuk mengurangi korban anak-anak, lansia, hingga penyandang disabilitas.
"Banyak korban disabilitas, korban tuli, tuna netra, karena dia tidak tahu apa yang terjadi. Sehingga, saat orang melarikan diri, beliau menjadi korban, karena tidak tahu dan tidak mengerti harus bagaimana," kata Risma.
BACA JUGA: Bu Risma Punya Kabar Gembira, Ada Bansos Lagi Sampai Akhir Tahun!
Oleh karenanya, dia mengusulkan agar tiap rumah di daerah rawan bencana, jika terdapat anak-anak, lansia, maupun penyandang disabilitas diberi tanda-tanda tertentu. Sehingga, jika ada arahan untuk mengungsi, pihak terkait dapat melakukan evakuasi segera.
Risma menekankan bencana bisa dihindari asalkan mau belajar mengerti dengan benar cara mengevakuasi diri dan menyelamatkan diri.
BACA JUGA: Peneliti IPO Sorot Tajam Ucapan Risma, Tegas Tak Harus…
Tak hanya itu, Risma meminta jajarannya agar membentuk grup komunikasi lintas jajaran secara kewilayahan, sehingga mudah menjalin komunikasi. Selain itu, juga untuk mempercepat evakuasi serta penanganan bencana di suatu daerah. (ANT)
Jangan lewatkan video populer ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News