
GenPI.co - Akademisi Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Suaedy merespons soal buku Kamus Sejarah Indonesia yang kontroversial.
Buku jilid satu dan dua yang diterbitkan Kemendikbud pada 2017 itu tak mencantumkan tokoh besar NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Buku itu makin kontroversial lantaran nama pendukung terorisme Abu Bakar Ba'asyir muncul dengan kata yang diperhalus.
BACA JUGA: Pendiri NU Hilang dari Sejarah, Nadiem Harus Tanggung Jawab
Menanggapi hal itu, Ahmad Suaedy menyebut pemerintah harus bertanggung jawab dan melakukan investigasi.
"Itu ada usaha untuk menghapus. Sepertinya ini disengaja, harus ada transparansi," kata Ahmad dalam keterangan tertulis di laman NU Online, Rabu (21/4).
Peneliti Gus Dur ini mengatakan, penjelasan soal kekeliruan itu memang sudah ada, tetapi belum ada upaya untuk investigasi.
Kementerian terkait mesti bergerak cepat untuk melakukan koreksi dan penulisan ulang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News