GenPI.co - Pasangan yang berpura-pura bahagia dalam pernikahan biasanya tidak jujur dengan perasaannya sendiri.
Pasangan mungkin merasa tertekan untuk mempertahankan citra pernikahan yang sempurna.
Dilansir Your Tango, berikut tanda pasangan yang berpura-pura bahagia dalam pernikahannya.
Dalam hubungan jangka panjang, keintiman dapat dengan mudah terlupakan.
Jumlah pasangan yang berakhir dalam pernikahan karena kekurangan keintiman sangat tinggi dengan berbagai alasan.
Menurut penelitian, 15-20% pernikahan tidak memiliki keintiman.
Jika pasangan tidak setuju untuk mencoba terapi, ini juga pertanda buruk.
Kamu setidaknya harus mencobanya. Namun, jika kamu sudah mencobanya dengan sungguh-sungguh dan masih belum berhasil, mungkin sudah waktunya untuk berhenti.
Bercerai itu menakutkan, terutama jika memiliki anak atau sudah lama bersama.
Masa depan tanpa pasangan bisa tampak seperti tanda tanya besar.
Studi pada tahun 2022 telah menunjukkan korelasi kuat antara gaya keterikatan yang cemas dan kecenderungan untuk bertahan dalam hubungan yang tidak bahagia karena takut sendirian.
Para peneliti telah mengidentifikasi rasa takut akan perubahan sebagai prediktor signifikan untuk bertahan dalam pernikahan yang tidak bahagia.
Di mana pasangan lebih cenderung mengutamakan stabilitas dibandingkan kebahagiaan pribadi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News