Redam Perselisihan dengan Istri, 3 Hal yang Harus Dilakukan Suami

27 November 2023 14:40

GenPI.co - Untuk menjaga pernikahan yang sehat, suami dan istri memerlukan keterampilan komunikasi dan resolusi konflik.

Dalam beberapa kasus, suami dan istri mungkin mendapati berada dalam perselisihan.

Menariknya, alih-alih memperburuk situasi, ada beberapa strategi konstruktif yang sering digunakan suami untuk meredakan ketegangan dan menghindari konflik yang tidak perlu. Inilah yang mereka lakukan, dilansir Times of India.

1. Mendengarkan secara aktif dan empati

BACA JUGA:  Tips Dokter Boyke, 2 Gaya Bermain Cinta agar Suami Istri Enak

Salah satu cara efektif untuk mencegah perselisihan menjadi perdebatan besar-besaran adalah dengan mendengarkan dan menunjukkan empati.

Ketika merasa bahwa perselisihan akan segera terjadi, suami memilih untuk mendengarkan kekhawatiran atau keluh kesah istrinya tanpa langsung bereaksi membela diri.

BACA JUGA:  Tips Dokter Boyke untuk Suami Agar Istri Puas Berkali-kali

Hal ini mencakup memberikan perhatian penuh, melakukan kontak mata, dan mengakui perasaan istri.

2. Mengekspresikan perasaan dengan tenang

Daripada menggunakan respons defensif atau agresif, pria mungkin memilih untuk mengungkapkan perasaannya dengan tenang dan tegas.

BACA JUGA:  Bacaan Suami, Tips Dokter Boyke agar Tidak Cepat Keluar di Ranjang

Hal ini melibatkan penggunaan pernyataan “saya” untuk menyampaikan emosi dan sudut pandang mereka tanpa menyalahkan orang lain.

Misalnya, mengatakan “Saya merasa sakit hati ketika…” atau “Saya akan sangat menghargai jika…” bisa lebih efektif daripada menuding atau melontarkan pernyataan yang menuduh.

Dengan mengungkapkan perasaan secara non-konfrontatif, suami menciptakan ruang komunikasi yang lebih terbuka dan aman.

3. Mengambil waktu istirahat

Menyadari perlunya menghentikan perdebatan adalah pendekatan yang matang untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Suami, yang ingin menghindari konflik, memilih untuk mengusulkan waktu istirahat atau istirahat sementara agar kedua belah pihak bisa menenangkan diri dan menenangkan pikiran.

Hal ini tidak berarti menghindari atau mengabaikan masalah tersebut, sebaliknya ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa pembicaraan tetap bersifat konstruktif dan bukan konfrontatif.

Selama waktu istirahat ini, suami dan istri dapat merefleksikan perasaannya sendiri, mempertimbangkan sudut pandang orang lain, dan melakukan pendekatan terhadap percakapan dengan pola pikir yang lebih tenang.

Jeda ini dapat mencegah terjadinya hal-hal yang mungkin akan disesali di kemudian hari dan memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk mendekati masalah ini dengan perspektif yang lebih jelas. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah
suami   istri   suami istri   pernikahan   komunikasi   empati   wedding  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co