GenPI.co -- Tren pariwisata halal kembali mengemuka, termasuk resto halal. Penghargaan terbaru yang diraih Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indonesia, diberikan Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2018.
Penghargaan ke sekian kali, diawali di tahun 2015 lalu. Saat itu, dua label diraih desa wisata Sembalun, yang berada di Kabupaten Lombok Timur. Pulau seribu masjid, yang empat tahun berselang, masih dan semakin lekat dengan jargon halal ini.
Tahun ini, Lombok kembali meraih penghargaan sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik Kedua Dunia. Di dalam negeri, penghargaan baru ini menegaskan posisinya bersama empat destinasi wisata halal teratas di Indonesia, yaitu Aceh, Jakarta dan Sumatera Barat.
Baca juga: Pariwisata Halal di Riau, Begini Tanggapan Pelaku Usaha
Indeks peringkat ini dikeuarkan pula oleh lembaga yang sama, yaitu CrescenRating. Standar penilaian mengacu pada Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), yang di atasnya bersandar pada Global Standar Muslim Index (GMTI-Global Moslem Travel Index), Repubika (8/04, 2019).
Terkait ini, ini, GenPI.co mencoba berkunjung ke satu spot kuliner halal di Lombok. Tentu saja untuk mencari tahu, kuliner khas Lombok apa yang pantas dicobai para traveler millenials. Ketemulah Ebatan. Kuliner lezat serba raw food, namun masih memberikan sedikit tambahan kalori karena siraman kuah santan kental di atas beberapa jenis sayuran rebus.
Sasak Resto
Sayuran Segar Bahan Utama Ebatan Lombok
Ebatan dijadikan sebagai salah satu menu makanan yang ada di resto halal. Penyajian Ebatan serupa urap. Lima jenis sayuran rebus, yaitu kacang panjang, daun turi (diiris halus), kecipir, kecambah dan tauge, diberikan topping parutan kelapa segar. Rasa gurih disempurnakan oleh siraman kuah santan kental yang kaya rempah. Ibu Beti, chef utama Sasak Resto, menjelaskan keunikan khas Ebatan memang terletak di bumbu kelapa parut dan kuah santan kental ini.
Baca juga: Indonesia Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2019 Setelah Kemenpar Lakukan Ini
“Bumbu utamanya disebut Ragi Beleq (bumbu besar). Terutama karena rempah-rempah serta bumbu yang disertakan hampir lebih dari sepuluh jenis bumbu masak. Cabe kering dari cabe merah besar, bumbu dasar jahe (kunyit, laos dan sereh), saparwantu, kapulaga dan rempah-rempah khas Indonesia (merica, ketumbar dan cabe tandan),” urai Ibu Beti.
Ebatan Sasak Resto
Menu dan Nama Paket Khas Suku Sasak Lombok
Sasak Resto didirikan di Februari 2018 lalu. Diusianya setahun ini, pihak manajemen memutuskan menambah penamaan khusus beberapa paket. Persis seperti nama-nama menunya, paket yang tersedia ada Paket Merariq. Untuk paket ini, dikhususkan bagi keluarga kecil dengan satu anak. Paket menu untuk orang yang terbanyak, disebut sebagai Paket Berayan. Berayan adalah penyebutan lain dari Begibung, atau makan besar bersama-sama.
“Paket-paket ini kami sediakan, setelah sekitar bulan Mei 2018 lalu, pelanggan Sasak Resto semakin banyak. Khusus untuk berdua, kami sediakan paket Terune Dedare. Terune sebutan untuk cowok dan Dedare untuk gadis Lombok,” sebagian penjelasan dari Lalu Puguh Mulawarman, pengelola dari Sasak Resto.
Terpisah, keluarga Pak Busairi dari kota Mataram sengaja khusus datang ke Sasak Resto untuk makan siang bersama di weekend mereka.
“Kami tertarik dengan pemandangan di tempat ini. Untuk menu, kami sebagai warga Mataram sudah cukup akrab. Jadi, belum ada menu favorit khusus, karena ini pertama kali kami datang ke sini,” demikian jelas salah seorang putrid Pak Busairi. Sasak Resto di lahan seluas 20 are, dilengkapi sekitar belasan berugaq (gazebo bamboo beratap ilalang), satu ruang meeting yang bisa menampung sekitar 75 orang dan satu musholla.
Musala di Sasak Resto
Pertunjukan live music, yaitu hiburan akustik (karaoke), disiapkan hampir sepanjang hari. Mulai buka di pukul 8 pagi, sampai pukul 10 malam setiap harinya, resto ini juga menyediakan menu take away. Contek alamat lengkapnya ya. Di Jalan Dakota no 9, Rembige. Iyasss, sangat dekat dari spot kuliner khas Lombok lainnya, yaitu Sate Rembige.
Satu hal yang unik, beberapa peralatan saji berbeda dari resto kebanyakan. Pelanggan setia bisa meminta diantarkan satu paket menu menggunakan rantang hijau corak, yang terkesan vintage.Selaras pula dengan kesan awal resto ini.
Bangunan serba bambu bernuansa coklat terang, berada persis di samping kompleks persawahan penduduk. Ditambah pula latar pemandangan barisan perbukitan. Kesan-kesan awal yang menguat kekhasan Lombok-nya, saat menikmati menu-menu yang disajikan. Bagi redaksi, tentu saja sensasi rasa baru, dari sepiring Ebatan khas a la Sasak Resto.
“Kami tentu sangat mendukung konsep pariwisata halal. Untuk ini, saat ini kami sedang dalam proses mengurus sertifikasi halal ke MUI NTB. Segera setelah sertifikasi resto halal keluar, tentu juga segera kami pasang. Harapan kami, pelanggan Sasak Resto akan semakin nyaman dan tenang, menikmati momen santap mereka di sini,” tutup Lalu Puguh, yang berharap segera mendapat sertifikasi resto halal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News