GenPI.co - Jika Tiongkok terkenal dengan Jalur Sutra, maka Indonesia terkenal dengan Jalur Rempah. Jalur rempah adalah sebuah jalur perdagangan berbagai jenis rempah di nusantara mulai dari 3.000 tahun sebelum masehi sampai pada tahun 1800an.
Beberapa rempah penting dibawa melalui laut dari tempat asalnya di timur nusantara sampai ke India, Arabia, eropa timur, sampai ke eropa barat. Pedagang rempah mampir dari satu pelabuhan ke pelabuhan selanjutnya dan rempah berpindah tangan dari pedagang satu kepada pedagang lainnya.
Berikut ini lima pelabuhan yang paling penting dalam jalur rempah yang bisa traveler singgahi dalam perjalanan selanjutnya.
Ternate-Tidore
Siapa sangka bila dua pulau kecil yang indah dan bertetangga ini pernah menjadi pusat perdagangan dunia. Ini terjadi berkat hasil hutan yang mereka punya, cengkeh. Berkat Cengkeh Ternate dan Tidore berkembang menjadi kesultanan yang makmur. Cengkeh dari sini dikirim sampai ke eropa.
Setelah mendarat di Bandara Sultan Ba'abullah, traveler bisa berkunjung ke pohon cengkeh tertua dunia yang masih hidup sampai saat ini. Cengkeh Afo berusia setidaknya 200 tahun, dan merupakan satu-satunya yang tersisa. Terdapat tempat makan khas Ternate di dekat Cengkeh Afo dimana traveler bisa mencicipi kuliner lokal kaya rempah yang dimasak di dalam bambu. Kegiatan lain selama di Ternate adalah berkunjung ke benteng-benteng peninggalan Belanda dan menyelam di titik selam seperti al-munawar, taman nukila, dan dodoku ali.
Banda Neira
Pulau yang berada di tengah-tengah busur Banda ini adalah tempat asal buah pala, rempah yang sangat dicari di eropa. Untuk sampai ke Banda Neira traveler harus menumpang kapal dari kota Ambon dan menempuh perjalanan laut selama 6 jam.
Tiba di Banda Neira, traveler akan disuguhi pemandangan gunung api Banda dan perairan antara tiga pulaunya. Pohon pala bisa dengan mudah ditemui disini, juga sebuah benteng peninggalan Belanda, Benteng Belgica yang menyajikan pemandangan keseluruhan pulau. Kegiatan lain yang bisa dilakukan di Banda adalah menyelam dan berkunjung ke pulau Run milik Inggris yang ditukar dengan Manhattan milik Belanda.
Makassar
Benteng Somba Opu yang dibangun pada tahun 1500an adalah situs bersejarah tinggi yang terkait dengan perdagangan rempah di Makassar. Pada masa lalu, Makassar menjadi kota pelabuhan penting yang menghubungkan pulau-pulau sumber rempah di timur dengan pedagang dari berbagai bangsa yang datang dari barat.
Tokoh besar pada masa perdagangan rempah di Makassar adalah Karaeng Pattingalloang, seorang raja sekaligus cerdik cendikia yang memesan bola dunia berdiameter 1,5 meter. Selain ke Somba Opu, traveler juga bisa berkunjung ke pantai Losari dan mencicipi kuliner lokal yang khas.
Serang
Kota di Provinsi Banten ini adalah tempat situs keraton Surosuwan yang dibangun tahun 1500an oleh Maulana Hasanuddin yang mendirikan kesultanan Banten. Banten dikenal sebagai tempat perdagangan besar pada masa pedagang Eropa pertama kali datang ke nusantara. Dengan para sultan Banten inilah Belanda meminjam lahan untuk mendirikan pergudangan mereka yang kelak akan tumbuh menjadi kota Jakarta.
Palembang
Kota yang kini berusia 1337 tahun ini adalah pusat dari kerajaan kuno yang bertanggjung jawab dalam penyebaran rempah-rempah nusantara ke India, Arabia, dan Eropa melalui kegiatan perdagangan. Sriwijaya di masa jayanya memiliki komunitas dagang di pesisir Afrika Timur dan di pulau Madagaskar. Pada masa selanjutnya Palembang menjadi pusat perdagangan Lada yang mereka hasilkan dari perkenunan di pedalaman Palembang dan di pulau Bangka.
Ayo traveler, mari jelajahi jalur rempah di kepulauan indah Nusantara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News