Indahnya 3 Benteng Kapur Di atas Bukit Dembe

30 Januari 2019 17:29

Di tepi Danau Limboto, di atas bukit kapur yang panas struktur batu ini berdiri, tiga struktur yang tidak berjauhan membentuk satu kesatuan yang harmoni.

Struktur ini tersusun dari bongkahan batu kapur dengan perekat alami, bubuk kapur. Semuanya masuk wilayah administrasi Kelurahan Dembe 1 Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.

Orang menyebut struktur ini sebagai benteng, namun tidak diketahui kapan penyebutan ini mulai digunakan. Namun dari namanya, penyebutan ini tidak jauh terpaut. Ya, inilah Benteng Otanaha, Otahiya dan Ulupahu yang berdiri kokoh di atas bukit.

Otanaha berada paling depan dan tinggi, memiliki lorong untuk memasuki bagian dalamnya. Sementara Ulupahu berada di belakangnya dan Otahiya berada di bawah agak jauh.

Pemandangan di atas benteng ini memang sangat indah. Sepanjang mata memandang, hamparan Danau Limboto terlihat dengan deretan jaring apung ikan nila yang dibudidayakan masyarakat.   Juga hamparan enceng gondok yang menutupi permukaan air.

Perbentengan Otanaha ini adalah obyek wisata utama di Kota Gorontalo. Tidak sulit untuk menuju di lokasi ini, bahkan kendaraan beragam ukuran  bisa parkir di lokasi yang luas.

Konon komplek perbentengan ini dibuat oleh para penguasa lokal untuk mengontrol lalu lintas kapal di Danau Limboto. Dari atas benteng ini semua tepi danau dapat diamati dengan jelas, dan di sisi kanannya adalah pintu masuk ke danau dari Sungai Bolango.

“Ini struktur dibangun oleh penguasa lokal. Informasinya juga masih sangat minim,” kata Irna Saptaningrum, Arkeolog Balai Arkelogi Manado pada satu kesempatan.

Uniknya, banyak yang menduga benteng ini memiliki gaya arsitektur Portugis, sehingga dikait-kaitkan dengan keberadaan bangsa barat ini di Gorontalo. Namun secara formal Kerajaan Portugis tidak mencatat adanya pembangunan benteng ini.

“Kemungkinan besar dibangun oleh penguasa lokal yang menggunakan jasa arsitektur dari insinyur Portugis pada masanya,” ujar RH Uno, tokoh masyarakat Gorontalo.

Kepercayaan masyarakat setempat menyatakan jika tiga benteng ini berdiri sekitar abad XV yang dibangun oleh Naha. Sehingga dinamakan Otanaha yang berarti benteng Naha. Naha memiliki saudara kandung yang bernama Ndoba dan Tiliaya.

Ndoba dan Tiliaya ini dikenal sebagai pemimpin yang berperang melawan bangsa Portugis. Mereka bertempur dengan bantuan empat orang panglima laut, Apitalao Lakoro, Apitalao Lagona, Apitalao Lakadjo, dan Apitalao Djailani.

Dalam menghadapi peperangan ini Naha bersama rakyatnya membangun benteng di pinggir Danau Limboto. Benteng utama ini diberi nama Otanaha, sementara benteng satunya diberi nama Otahiya sesuai nama sang istri, Ohihiya. Dan nama anak pasangan ini yang bernama Pahu diabadikan menjadi nama benteng di sisi belakang, Ulupahu.

Cerita dari mulut ke mulut ini menjadi satu-satunya referensi yang bisa diwarisi hingga kini. Belum ana literatur yang mengungkap benteng ini secara khusus, apalagi budaya Gorontalo tidak mengenal aksara semua diwariskan melalui tutur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co