Toraja adalah salah satu suku yang mendiami dataran tinggi di Sulawesi Selatan. Keunikan budayanya menjadi magnet bagi pelancong dari seluruh dunia. Berbagai ritual atau upacara adat di Toraja adalah pengalaman unik bagi para wisatawan.
Kuburan batu adalah salah satu kearifan lokal masyarakat Toraja. Itu adalah makam atau peristirahatan terakhir dari mereka yang telah meninggal. Obyek ini menjadi daya tarik bagi mereka yang datang mengunjungi Toraja. Sementara ritual kematiannya sendiri dikenal dengan nama Rambu Solo, yang melengkapi cerita kuburan batu itu.
Keunikan upacara Rambu Solo membuat pemerintah setempat bersinergi dengan masyarakat. Upacara ini diangkat menjadi atraksi wisata unggulan daerah yang mendatangkan wisatawan dalam skala yang besar. Dalam hal ini, Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Toraja telah berhasil menghimpun dan mempublikasikan data lengkap ritual/upacara adat yang akan dilaksanakan sepanjang tahun.
Rambu solo memiliki momentum paling dinanti oleh pemburu foto dalam dan luar negeri. Itu karena upacara ini kaya akan ritual-ritual unik lagi eksotis. Banyak hal yang terjadi selama upacara berlangsung hampir lebih dari tujuh hari. Setiap hari pengunjung akan dibuat tercengang dengan sajian-sajian yang tidak lazim.
Dimulai dengan cerita tentang orang tua yang sudah meninggal, namun jasadnya disemayamkan di dalam rumah tinggal mereka dalam waktu yang lama. Lalu diadakan ritual upacara pemindahan jasad ke lokasi upacara adat, hingga proses pemakaman di dalam liang batu atau rumah kubur.
Selama upacara berlangsung, pengunjung disajikan dengan suasana kekeluargaan yang kental terjaga. Upacara kematian diwarnai dengan atraksi tarian dan bebunyian khas Toraja. Ada pula makanan yang hanya jumpai saat upacara kematian.
Para tamu wanita bersolek cantik dengan balutan pakaian adat setempat. Sementara para kum pria hadir dengan sarung bernuansa warna hitam.
Meskipun bertema kematian, namun tak ada duka yang terpancar. Sebaliknya, semua merasakan kebahagiaan mengantar jenazah ke peristirahatan terakhirnya.
Acara berlanjut ke ritual memindahkan peti jenazah yang sudah tersimpan puluhan tahun dan dihiasi pernak pernik cantik khas Toraja. Peti itu kemudian diarak keliling kampung dengan nuansa kain berwarna merah.
Sementara itu ada ritual pemotongan hewan kurban berupa kerbau-kerbau pilihan dengan harga fantastis pemberian keluarga yang melayat. Jumlah hewan yang dikurbankan menandakan strata orang yang meninggal. Sementara itu tari-tarian dan nyanyian memeriahkan suasana, dan para hadirin disuguhkan dengan kopi dan berbagai kue khas Toraja.
Masyarakat Toraja melihat Upacara Kematian tak melulu duka. Lebih dari itu, mereka menilai ritual tersebut adalah wujud pengabdian dan cinta kasih. Sepatutnya memberikan yang terbaik dengan hati tulus kepada orang yang sudah lebih dulu meninggalkan.
Ritual kematian di Toraja telah menjadi salah satu kekhasan Indonesia yang merupakan satu-satunya di dunia. Itu sebabnya, momentum ini selalu dibanjiri wisatawan, lokal maupun mancanegara. Mereka tak mau melewatkan atraksi-atraksi yang tersaji di dalamnya. Toraja pun menjadi primadona wisata budaya indonesia bagian timur, khususnya pulau Sulawesi.
Jika ingin menyaksikan ritual upacara kematian secara lengkap, pastikan mengunjungi Toraja pada bulan Desember hingga Januari. Pastikan juga memilih pemandu yang sudah mengenal dengan baik ritual ada di Toraja. Dengan begitu, pengunjung bisa mendapatkan informasi lengkap tentang semua informasi budaya Tanah Toraja.
Dan orang Toraja pun menantang kita untuk segera berwisata ke Toraja lewat jargon andalan mereka, ‘Jangan mati sebelum datang ke Toraja’.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News