GenPI.co - Kue cubit merupakan camilan favorit di berbagai kalangan usia. Salah satu varian yang paling digemari adalah kue cubit setengah matang. Kelezatan kue cubit setengah matang memang tak tertandingi. Saat dimakan, adonannya yang manis akan meleleh di mulut.
Namun, kue cubit setengah matang ternyata tidak baik untuk kesehatan. Guru besar pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor, Prof. Ali Khomsan menjelaskan bahwa kue cubit setengah matang kurang dianjurkan dari segi keamanan pangan.
“Segala macam makanan yang sifatnya setengah matang kalau dari aspek keamanan pangan kurang dianjurkan. Sebab kalau bakteri mikroba itu bisa terbunuh kalau dimasak dalam suhu yang optimal. Sehingga proses pemasakan itu kaitannya bukan pada gizi, tapi keamanan pangan,” kata Prof. Ali kepada GenPI.co, Rabu (16/10).
BACA JUGA: Selain Selada dan Kol, Dedaunan ini Juga Bisa Jadi Lalapan Loh
Menurut penjelaskan Prof. Ali, makanan setengah matang lebih sulit dicerna oleh tubuh. Pasalnya, enzim-enzim dalam usus akan bekerja lebih keras untuk mencerna makanan yang tidak diproses sampai matang.
Selain itu, bakteri yang terdapat pada bahan mentah akan tetap hidup jika makanan diolah setengah matang. Contohnya, bakteri salmonella yang ada pada bahan telur di kue cubit. Jika kue cubit tidak dimasak sampai matang, bakteri salmonella akan tetap hidup dan bisa menyebabkan penyakit tifus.
BACA JUGA: Percaya Deh, Ikan Komu Asar Maluku Tak Sekadar Ikan Asap
“Kue cubit yang dimasak setengah matang itu dari bahan dasarnya tidak ada kontaminasi yang berbahaya ya tidak apa-apa. Tapi seandainya di dalam bahan mentahnya ada kontaminasi, itu yang berbahaya,” ungkapnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News