Dusun Dalangan-Wonosobo, Tempat Lahir Para Penerus Empu Sabit

06 September 2019 12:34

GenPI.co - Terkenal sebagai sentra alat pertanian, Dusun Dalangan, Desa Purwojati, Kecamatan Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah, hingga sekarang masih memproduksi berbagai macam peralatan yang dibutuhkan petani di ladang ataupun sawah. Salah satunya adalah sabit, alat berupa pisau melengkung menyerupai bulan sabit.

Nor Kholis, salah satu pengrajin mengungkapkan bahwa keseharian warga di dusun Dalangan masih banyak yang kesehariannya memproduksi sabit dan dipesan banyak wilayah termasuk luar Jawa.

Baca juga :

Besani, Desa Surga di Wonosobo, Air Tetap Melimpah Meski Kemarau

Lega, Kebakaran Lereng Gunung Sumbing Wonosobo Berhasil Padam

Piala Kemerdekaan, Inginkan Sepak Bola Wonosobo Kembali Berjaya

“Sabit buatan dusun Dalangan terkenal, sudah langganan dipesan hingga luar Jawa salah satunya Kalimantan dan juga Sumatera,” ucapnya.

Dari kabar dan cerita yang beredar di masyarakat, dusun ini mempunyai Empu atau Pandai Besi yang sangat lihai dalam menempa besi hingga menghasilkan alat-alat pertanian yang berkualitas. Nor menambahkan, sabit buatan desa yang letaknya di sebelah barat jembatan penyelamat ini sudah terkenal karena sabitnya bermutu tinggi, tahan lama dan juga tajam.

“Selain karena tahan lama, sabit produksi warga Dalangan sangat tajam sehingga sangat mudah digunakan untuk mencari rumput pakan ternak. Saat musim hujan, rumput pasti melimpah. Kami kadang kewalahan menerima pesanan. Tapi saat musim kemarau, sepi. Nanti musim tembakau, ramai lagi”, tambahnya.

Dalam kesehariannya, Nor dibantu satu orang asisten yang bertugas menempa besi. Nor yang sudah menjadi pengrajin selama kurang lebih 20 tahun ini mengaku bisa membuat 15 hingga 20 sabit dalam waktu satu hari, dan bisa disesuaikan dengan model atau pesanan.

“Fungsi sabit berbeda-beda, ada yang buat merumput, ada yang buat hal lain. Jadi kami bisa bikin sesuai pesanan”, ujar Nor.

Proses pembuatan sabit ini terhitung cukup lama karena harus menyatukan bahan besi dan baja dan dibakar hingga mencapai 1.200 derajat celcius. Kemudian ditempa dan dibentuk hingga menjadi bentuk sabit. Setelah menjadi calon (bahan jadi), dibentuk dan juga dihaluskan dengan mesin gerinda.

Menurut Nor, banyak warga yang menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi dengan hasil usaha menjadi pengrajin sabit.

Kalian wajib tonton video yang satu ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ardini Maharani Dwi Setyarini

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co