GenPI.co - Pelaku bisnis wisata di Labuan Bajo Marta Muslin sepakat dengan penolakan keras Anggota IV DPR Yohanis Fransiskus Lema akan kenaikan tiket masuk Taman Nasional Komodo
Sebelumnya, Yohanis Fransiskus Lema menyebut kenaikan tiket itu sebagai praktik komersialisasi secara brutal di Pulau Komodo dan Pulau Padar.
"Pada prinsipnya, kan, konservasi itu bukan tentang membuka akses kepada orang kaya atau yang sanggup membayar," ujar Marta Muslin kepada GenPI.co, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, sejak dibukanya Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai turis atraksi yang ada konsekuensinya.
"Sikap saya jelas menolak monopoli," tegas dia.
Dia juga menyebutkan harus bersaing dengan sehat dengan investor yang lain.
"Jarak announcement dengan pemberlakuan yang kurang dari setahun itu menunjukkan arogansi dan abuse of power," jelas Marta Muslin.
Selain itu, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Nusa Tenggara Barat yang tidak memperhitungkan iklim investasi.
"Juga livelihood masyarakat lokal, beserta supply chainnya," ungkap dia.
Kemudian, dirinya juga menyarankan agar tarif yang naik dilakukan setelah ada diskusi publik dengan semua stakeholder.
"Harusnya dikasih jarak satu tahun untuk implementasinya dan khusus Pulau Padar itu dibuat sistem quota," tuturnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News