Uniknya Hari Raya Qurban di Palembang, Memberi Telor Dapat Daging

11 Agustus 2019 17:17

GenPI.co - Ada cara-cara unik dan berbeda di setiap daerah dalam merayakan Idul Adha atau hari raya qurban, salah satunya ada di Palembang

Dahulu, terdapat adat kebiasaan yang kini mulai jarang dilakukan saat Idul Adha oleh orang Palembang, yaitu saling mengirim makanan antar tetangga dan keluarga. Dalam adat kebiasaan ini seseorang mengirimkan di dalam rantang makanan yang dia masak kepada orang lain yang lalu akan dibalas oleh orang itu dengan mengisi rantang saat wadah makanan itu dikembalikan. Hal yang sama berlaku sebaliknya, jika seseorang dikirimi makanan di dalam rantang maka dia akan mengisi rantang itu dengan masakannya sendiri sebelum dikembalikan.

Adat kebiasaan seperti ini akan membuat seseorang bisa menikmati satu jenis makanan yang sama namun dengan cita rasa yang berbeda. Seperti yang dahulu penulis rasakan saat melihat rendang dalam empat piring yang berbeda dan menikmati ragam rasa opor yang berbeda-beda karena berasal dari tetangga yang berbeda.

Baca juga :

Bisa Cari Jodoh di Festival Pedestarian Palembang

Ogah Bayar Kredit Motor, Pria Palembang Nipu Jadi Korban Begal

Kain Khas Palembang, Paling Diburu di Festival Sriwijaya 2019

Sedikitnya ada dua manfaat yang dirasakan dari adat kebiasaan tukar menukar makanan ini, pertama, kita jadi tahu siapa yang enak memasak apa. Ini biasanya akan berujung pada pesanan makanan untuk acara hajatan di waktu yang akan datang.

Manfaat kedua adalah yang paling besar dampaknya, terutama terasa bagi warga yang kurang mampu. Keluarga yang hanya mampu membeli telur untuk merayakan Idul Adha seringkali malu, terutama karena anak-anak mereka tidak seberuntung tetangga mereka yang bisa menikmati daging, baik karena mampu maupun karena mendapatkan daging qurban. Disinilah kerap terjadi warga yang mampu mengirim rantang berisi daging kepada tetangganya yang kurang beruntung sehingga anak-anak mereka bisa ikut bahagia merayakan Idul Adha.

Sayangnya, kebiasaan ini mulai memudar di kota Palembang. Kabar baiknya, hal itu diangkat kembali oleh seorang ustad muda yang populer di Palembang, Taufiq Hasnuri. Taufiq Hasnuri menyinggung kembali adat kebiasaan tersebut secara jenaka, melalui sebuah cerita singkat tentang seorang yang hanya mampu membeli telur namun ingin makan daging.

Orang ini lalu memasak Por Lok Pat, kependekan dari 'opor telok empat'. Bahannya sama dengam opo niasa namun isinya bukanlah potongan ayam, tapi potongan telor rebus. Opor telor ini dimasukkan dalam rantang lalu dikirimkan kepada beberapa tetangganya, hasilnya, pada saat kembali, rantangnya ada yang berisi rendang, ada pula yang berisi malbi. Dengan begitu tercapailah keinginannya makan daging dengan hanya bermodal telor.

Video heboh hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co