GenPI.co - Masjid Istiqlal terletak di Jakarta dan merupakan masjid terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Masjid ini tentu saja jadi kebanggaan warga NKRI lantaran gaungnya hingga negeri seberang.
GenPI.co seringkali mendapatkan cerita mengenai masjid-masjid tua atau masjid-masjid keramat yang memiliki kisah sedikit bikin bulu kuduk merinding. Misalnya, ada orang-orang yang tengah tertidur, esok harinya sudah ada di luar masjid. Atau melihat penampakan bayangan hitam di sekitar rumah ibadah tersebut, dan lain sebagainya.
Baca juga :
Di Masjid ini Konon Keranda Bergoyang Ketika Ada Warga Meninggal
Pemuda Meninggal Saat Subuhan di Masjid Depok, Jemaah Lain Cuek
Kudu Ditiru, Tiap Tahun Pemkab Gorontalo Ajak 5 Imam Masjid Umroh
Ini biasanya adalah masjid-masjid yang ukurannya jauh lebih kecil daripada Istiqlal. Bisa masjid yang berada di komplek perumahan yang bisa jadi kurang terawat. Dindingnya menghitam, sejadahnya kusam, penerangannya temaram, dalam kadar tertentu, suasana menimbulkan rasa seram.
Dulu ternyata Masjid Istiqlal pun seperti itu kala kami mengintip kembali sejarah Istiqlal di Internet. Namun, saat ini masjid tersebut sedang mengalami renovasi besar-besaran, gedung parkir dibangun di seberang sungai yang mengalir di sebelah masjid, seluruh ubin di setiap lantainya pun dipoles agar kembali berkilap, serta tidak ketinggalan lantai dasar tempat kantor pengelola dan madrasah juga turut dirapihkan.
Lantai Masjid Istiqlal yang terang (Foto : Robby Sunata - GenPI.co)
Pada halaman terdapat pagar yang membatasi area pekerjaan, sementara bagian dalam masjid ditutup sebagian. Tempat sholat utama tetap terbuka untuk umum, namun beberapa ruang di belakangnya diberi garis peringatan dan barikade sebagai penanda bahwa pekerjaan sedang berjalan.
Semua orang melakukan sholat di ruangan utama, sebelum sholat dimulai petugas mengundang semua untuk datang melalui pengeras suara. Pekerja yang berada di lantai dua dan tiga diminta turun, pekerja yang ada di belakang diajak untuk berwudhu, semuanya berkumpul. Selepas sholat semuanya kembali ke kesibukan masing-masing. Ada yang melanjutkan ibadah, ada yang berfoto, ada pula yang duduk termenung di temaram teras masjid.
Sementara di lantai dua, ruangan ditutup, banyak debu di lantai yang membuat telapak kaki menghitam. GenPI.co mencoba mengintip ke bagian dalam, nampak lampu-lampu dinyalakan di atas orang-orang mereka duduk mengerjakan sesuatu di lantai, namun semuanya diam, suasananya hening sekali, seolah-olah tiada orang yang sedang bekerja. Suasana lantai tiga lebih suram, sebagian besar lampu dimatikan dengan pagar terkunci. Sementara di tangga terdapat seseorang yang tertidur dan orang lainnya yang duduk bersimpuh dalam diam menghadap keluar melalui celah dinding tangga, hal yang dilakukannya dari sejak awal kami datang sampai pulang.
Kami akhirnya kembali ke ruang utama dan mencoba untuk memotret suasana, namun hasilnya tidak terlalu baik. Walau telah berulang kali mengatur mode pengambilan gambar, foto yang dihasilkan memiliki warna tidak terlalu cerah, mungkin karena jumlah penerangan tidak sesuai ukuran ruangan. Hasilnya berbeda ketika kami memotret ke lantai di ruangan yang sama, fotonya menunjukkan karpet bewarna cerah seolah-olah berasal dari ruangan yang berpencahayaan baik.
Setelah beberapa swafoto akhirnya GenPIco mengundurkan diri dari Masjid Istiqlal, kembali pulang ke peraduan sembari berfikir di sepanjang jalan, ternyata skill memotret belumlah sepadan, sehingga akhirnya menghasilkan foto dengan warna berbeda dari ruangan yang sama.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News