Sate Puntik Betu, Makanan Para Bangsawan yang Kini Mulai Langka

29 Juli 2019 17:37

GenPI.co - Tidak komplit rasanya jika berlibur ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, tak menikmati juga kuliner khas di sana. Nah, di samping kuliner mainstream seperti Ayam Taliwang dan Pelecing Kangkung, Lombok juga kaya akan kuliner unik lainnya. Tepatnya di Desa Wisata Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah. Ada dua kuliner yang wajib kamu coba, yaitu Sate Puntik Betu dan sayur Cengeh.

Kuliner pertama, Sate Puntik Betu ini sudah sangat langka ditemukan. Seperti umumnya sate, makanan ini juga dibakar. Yang khas, isian satenya. Parutan kelapa muda dicampurkan daging ikan mujair yang sudah dihaluskan. Semakin unik, karena dicampur juga dengan pisang batu (Puntik Batu, sebutan bahasa Sasak Lombok untuk Pisang Batu) yang dihaluskan. 

Sate Puntik Betu, makanan bangsawan yang bisa jadi hampir punah 

“Enak nih. Pisang batunya sengaja tidak dihaluskan. Jadi, pas dimakan, ada gemlutuk gemlutuk isi pisang batunya,” komentar Laely, seorang anggota komunitas Mataram Local Guide yang sedang berkunjung ke desa wisata Bonjeruk. Hebatnya, rasa pahit pisang batu hilang. Hal ini diungkapkan Iyus Blue, anggota Mataram Local Guides lainnya. 
Mereka masing-masing sampai membuka dua sate Puntik Betu saking nikmatnya.

Sementara sayur Cengeh, merupakan sayur berkuah, pendamping sempurna sate khas ini. “Sayur ini juga salah satu tradisi masyarakat desa Bonjeruk, mbak. Itulah sebabnya kami wajib sajikan setiap ada tamu berkunjung. Bahan utamanya hampir selalu ada, karena tumbuh di pematang sawah atau tanaman pagar dari kebun warga desa ini,” jelas Usman, penggerak dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bonjeruk Permai, salah satu pengelola aktif dari spot-spot di desa wisata Bonjeruk. 

Baca juga :

Lombongo Berpotensi Jadi Obyek Wisata Kelas Dunia

Pascadampak Gempa Bali dan 'Topi' Rinjani, Lombok Kembali Normal

Wow, Situs Resmi MotoGP Unggah Foto Sirkuit di Mandalika, Lombok

Disebut tradisi sebab kuliner ini sudah ada zaman dulu kala. Usman menceritakan, dulunya sate Puntik Betu menggunakan bahan utama daging Rusa. "Sejarahnya, sate ini hanya dibuat dari daging Rusa. Tetapi, sejak rusa sudah mulai jarang, penduduk biasa akhirnya mengkreasikannya dengan bahan lain. Bisa daging ayam, atau ikan air tawar seperti mujair," imbuh Usman.

Dulunya, makan Sate Puntik Betu gak sembarangan. Sate ini hanya disajikan di menu-menu para bangsawan. Seiring perubahan zaman akhirnya warga biasa pun kini bisa menikmatinya. Resep dan bumbu khasnya diwariskan turun temurun di balik dapur para warga desa Bonjeruk.

Keunikan kuliner desa ini, diantaranya si sate Puntik Betu dan sayur Cengeh, salah satu alasan Pokdarwis Bonjeruk Permai desa wisata Bonjeruk, Lombok, mewakili NTB di ajang Apresiasi Pokdarwis 2019 yang diadakan Kemenpar RI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ardini Maharani Dwi Setyarini

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co