GenPI.co - Hari ini, 10 November, diperingati sebagai Hari Pahlawan. Hari bersejarah ini diperingati untuk mengenang jasa para pahlawan Indonesia yang telah gugur di medan perang.
Dalam sejarahnya, pada 10 November 1945, kala itu para pemuda-pemuda Surabaya terlibat pertempuran sengit dengan tentara Belanda dan sekutunya.
Peristiwa berdarah tersebut diawali karena datangnya tentara sekutu yang menyerang Surabaya pada bulan Oktober 1945.
Saat itu, tentara Sekutu melakukan aksi seremonial dengan berjalan ke berbagai sudut kota untuk melihat situasi.
Pemantik perang besar ini terjadi pada tanggal 30 Oktober 1945, seorang perwira kerajaan Inggris meninggal akibat mobil yang ditumpanginya hangus terbakar.
Namun, penyebab meninggalnya Jenderal Mallaby, hingga saat ini masih belum ada penjelasan pasti.
Kasus meninggalnya Mallaby itulah yang memicu kemarahan dari tentara Sekutu.
Maka, pada 9 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan peringatan kepada warga Surabaya melalui selebaran kertas.
Peringatan itu berisi tentang tuntutan agar warga Surabaya menyerahkan semua senjata kepada tentara Sekutu sebelum pukul 06.00 pagi hari berikutnya, 10 November 1945.
Dan akhirnya terjadilah pertempuran antara keduanya, di Surabaya pada 10 November.
Oleh sebab itu, Kota Surabaya bukan hanya menjadi tempat bersejarah bagi masyarakat Indonesia, namun juga menjadi saksi bisu Hari Pahlawan.
Dari catatan GenPI.co setidaknya terdapat empat tempat bersejarah yang menjadi saksi bisu peristiwa 10 November, yang kini telah menjadi destinasi alias tempat wisata di Kota Surabaya.
1. Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan terletak di seberang kantor Gubernur Jawa Timur. Tinggi monumen Tugu Pahlawan adalah 41,15 meter dan berbentuk seperti lingga atau paku terbalik.
Monumen ini dibangun dengan bentuk lengkungan-lengkungan sejumlah 10 lengkungan yang terbagi atas 11 ruas.
Bentuk bangunan dari Tugu Pahlawan ini memiliki makna tersirat yaitu tinggi, ruas, dan lengkungannya mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945 yang mengartikan tragedi 10 November 1945 yang bersejarah.
Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1952.
Di dekat tugu ini terdapat sebuah museum, letaknya di bawah piramida yang terbuat dari kaca.
Patung peraga dan ukiran yang menggambarkan peristiwa 10 November 1945, koleksi pidato Bung Tomo dan rekaman suara Bung Tomo saat menolak ultimatum tentara Sekutu yang mengharuskan rakyat Surabaya menyerah, semua benda bersejarah ini disimpan di tempat tersebut.
2. Jembatan Merah
Jembatan Merah semasa zaman VOC dahulu dinilai penting karena menjadi sarana perhubungan paling vital melewati Kalimas menuju Gedung Karesidenan Surabaya, yang sekarang sudah tidak berbekas lagi.
Jembatan merah berperan penting saat perperangan terjadi, karena masyarakat Surabaya saat itu bertahan di kawasan Jembatan Merah untuk melawan tentara Belanda dan Sekutu.
Kawasan Jembatan Merah merupakan daerah perniagaan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743.
Sejak saat itulah Surabaya berada sepenuhnya dalam kekuasaan Belanda.
Perubahan fisiknya terjadi sekitar tahun 1890-an, pagar pembatas diubah dari bentuk yang semula berbahan dasar kayu, diubah menjadi besi.
Jembatan inilah yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya.
3. Hotel Majapahit
Hotel Majapahit dulunya bernama LMS, Lalu Hotel Oranje dan kemudian berganti menjadi Hotel Yamato dan Hotel Hoteru.
Hotel ini menjadi tempat bersejarah di Kota Surabaya pada masa zaman perang dan penjajahan.
Di Hotel Majapahit tersebut terjadi momen menegangkan yaitu pada 19 September 1945 terjadi Insiden Bendera.
Insiden bendera bermula saat sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. Ploegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak sebelah kanan hotel.
Para pejuang Indonesia bernama Hariyono dan Koesno Wibowo melakukan perobekan warna biru pada bendera Belanda, yang berwarna merah, putih dan biru.
Maka bendera yang terpajang pada saat itu menjadi merah putih atau menjadi warna bendera Republik Indonesia.
Insiden bendera itu juga mengakibatkan terbunuhnya Mr. Ploegman.
4. Gedung Internatio
Gedung Internatio juga merupakan gedung bersejarah dan saksi bisu pertempuran 10 November 1945.
Setelah pasukan Sekutu mendarat di Tanjung Perak, mereka langsung menguasai gedung ini dan menjadikannya sebagai markas para tentara sekutu.
Gedung yang menjadi markas sekutu ini dahulu bernama Internatio Willamplein yang kemudian berganti menjadi Gedung Internatio.
Pada tanggal 10 November menjadi sejarah penting bagi Gedung Internatio. Di gedung ini terjadi peristiwa yang memicu pertempuran besar 10 November.
Banyak orang yang mengira, Mallaby tewas di Jembatan Merah, tapi sebenarnya peristiwa ini terjadi di sekitar area Gedung Internatio yang dibangun tahun 1920.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News