GenPI.co — Setelah Indonesia meraih predikat destinasi wisata halal (halal tourism) terbaik dunia 2019 standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, Kementerian Pariwisata RI tidak langsung berpuas diri. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, bhawa pihaknya tetap memiliki sejumlah target yang ingin dicapai terkait pengembangan wisata halal di Indoneisa.
Kepada Genpi.co, Arief Yahya mengatakan bahwa target utama Kemenpar saat ini adalah meningkatkan jumlah wisatawan peminat wisata halal sebesar 25 persen, dari total 20 juta wisatawan yang ada di Indonesia. Target wisatawan tersebut menyasar wisatawan muslin dan non-muslin, dari domestik dan mancanegara.
“Ya target kami ada peningkatan 25 persen untuk jumlah wisatawan peminat destinasi halal ataupun atraksi wisata halal lainnya di Indonesia. Kita tidak boleh kalah dengan Negara lain, yang non-muslim atau yang tidak mayoritas muslim seperti Singapura dan Thailand,” kata Arief Yahya (29/4).
Untuk menpacai target tersebut, Arief mendorong para pelaku usaha wisata halal agar melakukan sertifikasi. Menurutnya, sertifikasi itu penting untuk menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan sudah sesuai standar halal, khususnya untuk produk makanan.
Baca juga: Kota Malang Siap jadi Destinasi Wisata Halal Unggulan
“Memang kita Negara muslim, tapi kan tidak tahu bagaimana kualitas makanan halalnya satu per satu. Jadi kalau disertifikasi itu kan lebih aman dan lebih dikenal,” jelas Arief.
Sementara itu, terkait destinasi halal yang ada di Indonesia, Kemenpar juga sedang mengembangkan dua wilayah baru yaitu Jakarta dan Riau. Arief mengatakan kedua wilayah tersebut memiliki potensi besar untuk menyajikan beragam konten wisata halal dan menarik jumlah wisatawan di Indonesia. Sebelumnya, terdapat 3 destinasi wisata halal yang dikembangkan Kemenpar, yaitu Lombok, NTB dan Aceh.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Ini Upaya Kemenpar Genjot Wisata Halal
“Top 3 destinasi halal itu kan Lombok, NTB dan Aceh. Nah baru-baru ini ada dua pendatang baru yaitu Jakarta dan Riau. Jadi ada 2 destinasi halal baru yang akan dikembangkan,” kata Arief.
Arief juga menjelaskan bahwa wisata halal saat ini sedang diminati dan memiliki pasar yang cukup besar. Ditambah lagi, Indonesia sebagai Negara dengan penduduk mayoritas Muslim, tentunya memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi halal. Hal tersebut menjadi keuntungan bagi Indonesia, yang secara alami memang menjalankan bisnis-bisnis produk yang halal. Meski demikian, Arief juga menekankan kembali pentingnya melakukan sertifikasi produk halal, untuk meningkatkan kepercayaan pengunjung.
Baca juga: Branding ‘Halal Tourism’ Semakin Melekati Lombok
“Kelemahan kita adalah, karena kita sudah merasa halal jadi tidak merasa perlu untuk disertifikasi. Nature halal itu tolong dipertahankan, dan kalau kita melihat orang melakukan sertifikasi kita juga harus melakukan itu,” imbau Arief.
Baca juga: Godaan Gili Trawangan Di Tengah Wisata Halal Lombok
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News