Microsoft Sebut Penjahat Dunia Maya Bantu Rusia dan China Membidik AS

19 Oktober 2024 20:40

GenPI.co - Rusia, China, dan Iran makin mengandalkan jaringan kriminal untuk memimpin operasi spionase siber dan peretasan terhadap musuh seperti AS, menurut laporan tentang ancaman digital yang diterbitkan Selasa oleh Microsoft.

Dilansir AP News, meningkatnya kolaborasi antara pemerintah otoriter dan peretas kriminal telah membuat khawatir para pejabat keamanan nasional dan pakar keamanan siber.

Dikatakan hal itu mencerminkan makin kaburnya batasan antara tindakan yang diarahkan oleh Beijing atau Kremlin yang ditujukan untuk melemahkan pesaing dan aktivitas terlarang kelompok yang biasanya lebih tertarik pada keuntungan finansial.

BACA JUGA:  Kolaborasi Telkom dan Microsoft Membawa BigBox ke Level Lebih Tinggi

Dalam satu contoh, analis Microsoft menemukan bahwa kelompok peretas kriminal yang memiliki hubungan dengan Iran menyusup ke situs kencan Israel dan kemudian mencoba menjual atau meminta tebusan atas informasi pribadi yang diperolehnya.

Microsoft menyimpulkan bahwa para peretas memiliki dua motif: mempermalukan warga Israel dan menghasilkan uang. 

BACA JUGA:  Google Keluhkan Taktik Cloud Microsoft kepada Pengawas Antimonopoli Uni Eropa

Dalam kasus lain, penyidik ​​mengidentifikasi jaringan kriminal Rusia yang menyusup ke lebih dari 50 perangkat elektronik yang digunakan oleh militer Ukraina pada bulan Juni, tampaknya untuk mencari akses dan informasi yang dapat membantu invasi Rusia ke Ukraina.

Tidak ada motif keuangan yang jelas bagi kelompok tersebut, selain dari pembayaran yang mungkin mereka terima dari Rusia.

BACA JUGA:  AS Bersama Microsoft Gagalkan Peretas Rusia yang Membidik Pejabat dan Lembaga Nirlaba

Bagi negara-negara seperti Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, yang memiliki hubungan dengan kelompok peretas , bekerja sama dengan penjahat dunia maya menawarkan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Pemerintah dapat meningkatkan volume dan efektivitas aktivitas dunia maya tanpa biaya tambahan.

Bagi para penjahat, hal ini menawarkan jalan baru untuk mendapatkan keuntungan dan janji perlindungan pemerintah. 

“Kami melihat di masing-masing negara ini tren yang mengarah pada penggabungan aktivitas negara-bangsa dan kejahatan dunia maya,” kata Tom Burt, wakil presiden keamanan dan kepercayaan pelanggan Microsoft.

Sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Rusia, China, atau Iran saling berbagi sumber daya atau bekerja sama dengan jaringan kriminal yang sama, kata Burt.

Namun, ia mengatakan makin banyaknya penggunaan "tentara bayaran" siber swasta menunjukkan seberapa jauh musuh Amerika akan menggunakan internet sebagai senjata. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah
microsoft   rusia   china   dunia maya   siber   tekno  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co