GenPI.co - Google mengatakan pada hari Rabu bahwa kelompok Iran yang terkait dengan Garda Revolusi negara itu telah mencoba menyusup ke akun email pribadi sekitar selusin orang yang terkait dengan Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump sejak bulan Mei.
Dilansir AP News, divisi intelijen ancaman perusahaan teknologi itu mengatakan kelompok itu masih secara aktif menargetkan orang-orang yang terkait dengan Biden, Trump, dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Dikatakan bahwa mereka yang menjadi target termasuk pejabat pemerintah saat ini dan mantan pejabat pemerintah, serta afiliasi kampanye presiden.
Laporan baru dari Threat Analysis Group milik Google menegaskan dan memperluas laporan Microsoft yang dirilis hari Jumat yang mengungkap dugaan intrusi siber Iran dalam pemilihan presiden AS tahun ini.
Laporan ini mengungkap bagaimana musuh asing meningkatkan upaya mereka untuk mengganggu pemilihan yang tinggal kurang dari tiga bulan lagi.
Laporan Google mengatakan bahwa para peneliti ancamannya mendeteksi dan menghentikan "irama kecil namun stabil" dari para penyerang Iran yang menggunakan phishing kredensial email, jenis serangan siber di mana penyerang menyamar sebagai pengirim tepercaya untuk mencoba membuat penerima email membagikan detail login mereka.
John Hultquist, kepala analis untuk divisi intelijen ancaman perusahaan, mengatakan bahwa perusahaan mengirimkan popup Gmail kepada target yang diduga menjadi sasaran serangan ini yang memperingatkan mereka bahwa penyerang yang didukung pemerintah mungkin mencoba mencuri kata sandi mereka.
Laporan tersebut mengatakan Google mengamati kelompok tersebut memperoleh akses ke akun Gmail pribadi seorang konsultan politik terkemuka. Google melaporkan insiden tersebut ke FBI pada bulan Juli.
Laporan Microsoft pada hari Jumat telah membagikan informasi serupa, yang mencatat bahwa akun email seorang mantan penasihat senior untuk kampanye presiden telah disusupi dan dijadikan senjata untuk mengirim email phishing ke seorang pejabat kampanye tingkat tinggi.
Kelompok tersebut dikenal baik oleh divisi intelijen ancaman Google dan peneliti lainnya, dan ini bukan pertama kalinya mereka mencoba ikut campur dalam pemilu AS, kata Hultquist.
Laporan tersebut mencatat bahwa kelompok Iran yang sama menargetkan kampanye Biden dan Trump dengan serangan phishing selama siklus 2020, paling cepat pada bulan Juni tahun itu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News