Dampak Serangan Siber PDNS 2, 44 Instansi Migrasi Data Demi Pulihkan Layanan

27 Juni 2024 11:30

GenPI.co - Sebanyak 44 instansi melakukan migrasi data ke layanan lain sebagai dampak gangguan serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informartika Nezar Patria mengatakan puluhan instansi ini melakukan migrasi data ke layanan lainnya untuk memulihkan layanan publik.

"Kami sudah identifikasi itu ada sekitar 44 instansi yang dalam proses, itu dia bisa langsung naik karena dia punya backup cukup baik. Sisanya sekitar 238 instansi itu masih dalam monitoring," kata dia, dikutip Kamis (27/6).

BACA JUGA:  Pusat Data Nasional Terganggu, Pemerintah Sebut Serangan Siber Ransomware

Nezar menjelaskan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Kominfo mengidentifikasi ada sebanyak 211 instansi yang terdampak dari insiden serangan siber PDNS 2 pada Senin (24/6),

Setelah itu pihaknya mengidentifikasi ada sebanyak 282 instansi yang terdampak dari insiden PDNS 2 pada Selasa (25/6).

BACA JUGA:  Gangguan PDN, Kantor Imigrasi Semarang Hentikan Layanan Percepatan Pembuatan Paspor

Selanjutnya, tercatat sudah ada 44 instansi yang melakukan pemulihan data sementara sisanya masih dalam proses pada Rabu (26/6).

Kini pihaknya berupaya maksimal agar pemulihan pada sebanyak 238 instansi lainnya bisa cepat diselesaikan.

BACA JUGA:  Polisi Usut Dugaan Tindak Pidana Atas Gangguan Sistem PDN Kemenkominfo

Di sisi lain, dia menegaskan pemerintah Indonesia tidak akan mengikuti permintaan dari pemilik ransomware Brain Cipher yang merupakan turunan Lockbit 3.0 untuk memulihkan layanan ini.

"Kami tidak akan melakukan yang opsi bayar tebusan itu," ungkap Nezar.

Menurut dia, pemerintah memilih melakukan migrasi data melalui pencadangan ke layanan-layanan cloud lainnya.

Dalam proses ini, pihaknya menyisir data-data yang akan dicadangkan agar tidak disusupi ransomware yang menjadi penyebab serangan siber pada PDNS 2.

Kondisi ini diakui menyebabkan proses pemulihan beberapa layanan publik terkesan memakan waktu yang tidak sedikit.

"Untuk migrasi itu kami harus pastikan di tempat mendarat yang baru itu juga clean. Nah ini enggak main-main karena nanti kalau itu semua data dipindahkan lalu ternyata di 'rumah' yang baru juga ada file yang ke hack kan itu jadi mengulang lagi. Jadi memang ini kita harus hati-hati," jelas Nezar.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co