GenPI.co - Inovasi teknologi dari Sistem Informasi Geografis (GIS) menghadirkan solusi untuk perbankan dan keselamatan penumpang Kereta Api Indonesia (KAI).
GIS menunjukkan manfaat sebagai teknologi inti dalam penerapan strategi yang didasarkan pada data untuk merespons tantangan berbagai sektor industri.
Melalui Program Esri Indonesia Fellowship, para ahli teknologi GIS tidak hanya memperoleh keterampilan teknis baru, tetapi juga mengembangkan solusi prototipe untuk menangani tantangan khusus yang ada di industri masing-masing.
Salah satu contoh penerapan GIS yang signifikan terjadi di sektor perbankan.
Di tengah revolusi Industri 4.0, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memanfaatkan Sistem Informasi Geografis untuk memperluas jangkauan layanan keuangan dan menggali potensi pembayaran digital di seluruh Indonesia.
Melalui inisiatif ini, BRI menciptakan prototipe yang memetakan data dengan lebih cermat untuk mencapai masyarakat yang belum tersentuh oleh layanan perbankan.
Prototipe yang dikembangkan oleh BRI mengandalkan analisis lokasi untuk menjangkau populasi yang masih diliputi ketidakmampuan mengakses layanan perbankan.
Teknologi GIS membuka peluang bagi sektor perbankan untuk memperluas akses keuangan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas ekonomi secara berkelanjutan.
Widyaning Chandramitasari selaku Stream Leader Data Analyst BRI mengatakan bahwa fokus timnya saat ini adalah memperluas akses bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap produk keuangan modern.
"Inklusi keuangan memegang peran penting dalam mendorong pertumbuhan UKM. Akses terhadap layanan keuangan memberikan kesempatan kepada bisnis untuk mendapatkan modal dan investasi, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi lokal," ujar Widyaning dari rilis yang diterima GenPI.co, Kamis (21/12).
Sementara itu insinyur dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) yakni Harkat Wijaya dan Hari Andrian yang juga mengikuti Program Esri Indonesia Fellowship berhasil mengembangkan inovasi berupa prototipe dashboard, untuk memantau keselamatan perjalanan Kereta Api dengan memanfaatkan teknologi pemetaan pintar.
Solusi ini dirancang untuk menampilkan informasi terkait peralatan kereta api aktif dan infrastruktur perkeretaapian yang tersebar di Jawa dan Sumatera.
Prototipe ini mencakup peta jembatan, jalur kereta api, terowongan, serta perangkat Internet of Things (IoT), sensor banjir, dan sensor tanah longsor/Early Warning System (EWS).
Pengembangan solusi ini bertujuan untuk melindungi aset-aset PT Kereta Api Indonesia.
Prototipe ini dapat mendeteksi kondisi di sekitar area yang rentan, termasuk informasi mengenai kondisi aset infrastruktur yang terdampak di daerah rawan.
"Pada prosedur pemeliharaan aset infrastruktur, informasi survei terkait kondisi aset di wilayah yang rawan sangat penting. Ketika terjadi bencana alam, deteksi terhadap aset infrastruktur yang terdampak memungkinkan pemeliharaan atau perbaikan yang lebih efisien," ungkap Harkat Wijaya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News