GenPI.co - Serangan siber semakin marak di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Indonesia mendapatkan lebih dari 11 juta serangan siber pada kuartal pertama 2022.
Laporan tersebut disampaikan oleh Perusahaan keamanan siber Kaspersky.
"Tren itu juga harus disambut dengan kewaspadaan dari semua pihak yang terlibat, karena para pelaku kejahatan siber selalu menunggu tren berikutnya untuk dieksploitasi," kata Manajer Umum Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, Selasa (26/4).
Yeo Siang Tiong menjelaskan, maraknya ancaman siber ini dipicu banyak orang yang menggunakan dunia maya, seperti untuk NFT, metaverse, transaksi aset kripto dan adopsi investasi di kalangan anak muda.
Kaspersky mencatat pada periode Januari sampai Maret 2022, produk mereka mendeteksi dan memblokir 11.802.558 ancaman siber yang berbeda.
Jumlah tersebut meningkat 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terdapat 9.639.740 serangan siber pada 2021.
Meski demikian, jumlah serangan siber kuartal pertama 2022 turun 2 persen dibandingkan kuartal keempat (Oktober-Desember) 2021.
Berdasarkan data tersebut, Kaspersky mencatat Indonesia berada di urutan teratas di wilayah Asia Tenggara dan 60 di dunia dalam hal bahaya yang ditimbulkan dari berselancar di internet.
Terkait hal ini, Kaspersky mengingatkan masyarakat untuk berpikir ulang sebelum mengklik tautan yang mencurigakan dari email atau pesan teks.
Jika tidak mengenal pengirim, sebaiknya jangan membuka pesan tersebut.
Selain itu, hati-hati dengan peranti lunak antivirus gratis dari sumber yang tidak jelas, karena bisa jadi ialah malware yang menyamar. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News