GenPI.co - Saya bekerja siang dan malam tanpa memikirkan kebahagiaan. Sebab, saya tidak mengerti bahagia sebenarnya seperti apa.
Selain itu, saya khawatir masa depan bisa yang bahagia dengan cara apa? Apa yang harus saya lakukan?
(Andrew, Bandung, 27 tahun)
Jawaban dari dr. Jiemi Ardian, dokter psikiater di Siloam Bogor
Pikiran kamu saat ini berkata, ‘kalau bisa mencapai itu di depan, saya akan bahagia'.
Namun, apakah itu benar? Atau jangan-jangan kamu hanya sibuk menginginkan sesuatu pada masa depan?
Nah, saat sudah dapat hal itu, rasanya enggak sebahagia itu. Lantas, kamu tiba-tiba ingin hal lain.
Yang saat ini dirasakan itu hanya emosi dan kamu tidak bisa merencanakannya pada masa depan.
Selain itu, kamu juga tidak bisa mempertahankan emosi terus-menerus.
Emosi juga bisa hadir begitu saja, spontan. Bahagia pun sama, tidak bisa kamu rencanakan atau mempertahankannya.
Selanjutnya, tujuan itu ada di masa depan, sedangkan emosi ada saat ini.
Dengan demikian, bagaimana mungkin kamu menjadikan bahagia sebagai tujuan?
Padahal bahagia ada saat ini? Kamu bisa mempelajari mindfulness, yaitu keterampilan membawa perhatian saat ini agar tidak terbawa pikiran ke masa depan atau masa lalu.
Dengan mempelajari hal itu, kamu bisa merasakan bahagia tanpa memikirkan masa depan.
Sebab, masa depan itu ialah tujuan, bukan kebahagiaan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News