GenPI.co - Kisah pemilik Waroeng Steak & Shake Jody Brotosuseno sangat pantas diteladani siapa pun yang ingin menjadi pengusaha sukses.
Jody adalah contoh nyata bahwa kerja keras, doa, sikap pantang menyerah, dan berbagai karakter positif lain bisa mengatasi berbagai kendala.
Dikutip dari laman resmi Waroeng Steak & Shake, Rabu (18/1), Jody dan istrinya, Siti Handayani, mulai membuka usaha di teras rumah kontrakan mereka di Jalan Cenderawasih, Yogyakarta, pada 2000.
Jody terinspirasi dari ayahnya yang merupakan pengusaha restoran. Sebelum menjadi pemilik Waroeng Steak & Shake, Jody dan istrinya membantu usaha sang ayah.
Sang ayah sendiri sudah memiliki bisnis restoran yang diberi nama Obonk Steak & Ribs.
Restoran tersebut sangat familier bagi masyarakat Yogyakarta karena sudah memiliki beberapa cabang.
Obonk Steak & Ribs menyasar konsumen kelas menengah ke atas. Jody dan istrinya pun mempunyai ide cemerlang.
Mereka ingin membuka usaha tempat makan steak yang bisa menjangkau semua lapisan masyarakat.
Jody menginginkan mahasiswa, pelajar, dan masyarakat kelas menengah ke bawah juga bisa merasakan kenikmatan steak.
Sebab, selama ini steak memang selalu lekat dengan masyarakat golongan atas.
Jody lantas menggunakan nama Waroeng untuk menciptakan kesan murah.
Selain itu, penggunaan kata tersebut juga bertujuan menarik minat pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta.
Jody dan istrinya pun terus berinovasi. Salah satunya ialah menyediakan nasi sebagai teman makan steak.
Sampai saat ini, Waroeng Steak & Shake pun menjadi pionir makan steak plus nasi.
Hingga saat ini, Jody sudah mempunyai ratusan cabang Waroeng Steak & Shake di berbagai daerah. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News