GenPI.co - Yoga Adi bisa hidup lebih makmur setelah memutuskan menjadi peternak tikus.
Sebelum beternak tikus, Yoga sempat menganggur. Dia lalu mencari ide bisnis yang hanya membutuhkan modal satu kali, tetapi bisa berkesinambungan.
Yoga lantas memutuskan bisnis ternak tikus. Dia menjalankan usahanya di Jalan Menur, Purwosari, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Sebelum benar-benar terjun ke bisnis tikus, Yoga mencari ilmu dari komunitas reptil dan teman-temannya.
Selain itu, Yoga juga mencari literasi di internet. Yoga menjelaskan pada awalnya hanya mengembangkan pembibitan 200 ekor tikus.
“Kami ambil bukan dari indukan langsung. Kami ambil dari ukuran small,” kata Yoga dalam video di kanal YouTube Cap Capung pada 14 Oktober 2022.
Yoga mengaku menunggu selama dua bulan agar anakan tikus yang dipeliharanya bisa menjadi indukan.
Kisah sukses Yoga dimulai. Tikus yang dipeliharanya terus beranak. Dia pun berani menambah modal dan menjaring pasar.
Dalam perjalanannya, Yoga mengaku sempat melakukan trial and error, yakni mengganti pakan ternak.
Namun, hasilnya ternyata tidak bagus. Yoga pun lantas kembali ke skema awal.
“Tikus sendiri terlalu tinggi protein nggak bagus. Ia mengalami produk macet selama setengah tahun,” kata Yoga.
Yoga mengaku bisnisnya tetap aman selama penelitian dan kampus masih ada.
“Target pasar saya ialah untuk pakan sama penelitian,” ucap Yoga.
Namun, ada juga pemancing yang membeli tikus. Yoga menjelaskan anakan tikus bisa digunakan sebagai umpan pancing.
Saat ini, Yoga sudah bisa memasarkan tikus hingga Malang; Jawa Timur; dan Jakarta.
“Untuk pengiriman luar pulau kami masih mikir karena biasanya calon buyer dia mikir ongkir,” ucap Yoga. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News