GenPI.co - Ini kisah sukses Boby Purnomo yang raih cuan puluhan juta per bulan dan bisa melunasi utang dari bisnis anggrek.
Pemuda asal Pemuda asal Dusun Godegan, Desa Jamuskauman, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, sukses membudidayakan bunga anggrek berbagai jenis.
Boby mengatakan sebelum menekuni budi daya tanaman anggrek, dia pernah terjerat utang sebanyak Rp 30 juta.
Setelah kerja keras, Boby bisa melunasi utang yang membengkak menjadi Rp 100 juta.
"Aku bayar utang benar-benar dari anggrek," kata Boby, Selasa (23/8).
Awal berbisnis pun Boby mengaku belum berjalan bagus. Namun, hal itu tak membuat Boby berhenti belajar.
"Sekitar tahun 2012 mulai nakal di anggrek. Tahun 2013 mulai jualan," tutur sarjana ilmu komputer ini.
Saat awal usaha, dia tidak punya banyak modal. Oleh karena itu, dia berburu tanaman ke hutan-hutan di sejumlah daerah, seperti Purworejo, Wonosari, Gunung Kidul dan sebagainya.
Kegiatan itu dilakukan bersama sahabatnya, Haryoto. Seiring berjalannya waktu, keduanya memahami usaha budi daya anggrek.
“Dulu modalnya Rp100.000 untuk beli 3 pot anggrek, 2 saya jual dan hasil jualan untuk beli lagi dapat tiga pot dan seterusnya. Beberapa diperbanyak," papar Boby.
Boby pun menjual anggrek-anggreknya melalui media sosial. Pelanggannya datang dari berbagai daerah hingga ke luar Jawa.
Harga anggreknya bervariasi Rp 5 juta - Rp 10 juta tergantung kesulitan budi daya dan langka jenis di pasaran.
Andalannya adalah spesies anggrek alam langka, yakni anggrek besi asal Papua.
Anggrek besi atau dendrobium filopupaphen ini kemudian dipilih jadi logo kebunnya.
"Harga jualnya juga stabil di atas antara Rp 100.000/bibit dan Rp 2,5 juta yang berbunga, remaja bisa Rp 500.000," ungkap dia.
Kini Boby dapat meraup omzet sekitar Rp 30 juta rupiah per bulan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News