GenPI.co - Sutarman sudah cukup lama menekuni bisnis lumpia goreng dan kulit lumpia.
Dari dua bisnis tersebut, dia sudah menghasilkan pendapatan dan cuan dalam jumlah besar.
Jauh sebelum berbisnis, Sutarman adalah buruh dari seseorang yang sudah memiliki bisnis.
Bertahun-tahun bekerja, dia memutuskan untuk keluar. Sutarman beralasan pendapatannya sudah tidak bisa menutupi berbagai kebutuhannya kala itu.
"Awalnya kan saya kerja ikut orang. Ikut orang kan gaji nggak cukup, (punya, red) anak tiga," kata Sutarma dalam YouTube Kawan Dapur yang diunggah 21 Mei 2022.
Setelah keluar, dia menjajal menjadi tukang becak. Sutarman sadar pendapatan dari sektor jasa itu tak seberapa.
Dia pun mulai memutar otak. Sutarman ingin berbisnis dan bisa memperoleh penghasilan besar.
Sambil mencari modal, dia tetap menjadi tukang becak. Setelah meminjam uang dari sejumlah koleganya, terkumpul uang sebanyak Rp 600.000.
Modal tersebut digunakan untuk membangun sebuah gerobak. Dari sinilah, usaha lumpianya dimulai.
Saat merintis usaha, Sutarman menjajakan lumpia goreng. Jualannya kala itu jauh dari ekspektasinya.
Pada hari pertama berjualan, dia hanya mampu menjual dua lumpia goreng saja.
Lumpia goreng memiliki isian berupa rebung, telur dan daging ayam.
"Kadang satu hari jualan itu cuma laku dua biji. Saya itu perjuangannya luar biasa, mati-matian, sungguh." ujarnya.
Namun, dia tetap optimistis menjalankan bisnis tersebut. Sutarman yakin, sang khalik punya rencana besar.
Setelah tiga bulan berjualan, lambat laun dagangannya direpons pasar. Lumpia goreng yang dijualnya makin meningkat setiap hari.
Bisnis yang terus berkembang membuat Sutarman melakukan ekspansi. Dia sekaligus memproduksi kulit lumpia.
Di tempat tinggalnya dia juga sudah mempekerjakan banyak pegawai. Kini dia memiliki dua lokasi tempat yang memproduksi kulit lumpia.
Lokasi jualan lumpia gorengnya berada di Jalan Pemuda Nomor 30, Pandansari, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Untuk produksi lumpianya atau tempat tinggalnya berada di Kranggan, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa tengah.
Per harinya, Sutarman berhasil menjual 500 lumpia goreng. Sementara itu, untuk kulit lumpia, dia menjual 10.000 lembar per hari.
Satu bungkus yang berisi 100 lembar lumpia dijualnya Rp 60.000. Setelah sukses, ilmunya pun diturunkan bagi yang ingin belajar.
"Saya mulai menurunkan (ilmu, red) ke orang-orang. Jadi setelah belajar, keluar bikin (usaha, red) sendiri," ucapnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News