GenPI.co - Kadir mengalami jatuh bangun dalam memulai bisnis sebagai penjual tongseng.
Bisnis tongsengnya dimulai sejak 1995. Saat itu, dia memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang memberinya penghasilan hidup.
Kadir bekerja di salah satu perusahaan swasta, Jakarta pada 1991. Selama tiga tahun bekerja, dia mengeluh penghasilannya tidak menjanjikan.
"Ini mohon maaf ya, gajinya nggak ada peningkatan. Saya harus berubah," kata Kadir dalam YouTube Kawan Dapur yang diunggah 4 Mei 2022.
Sebelum memutuskan keluar dari perusahaan, dia memang memiliki keluarga yang sudah lebih dulu berjualan tongseng.
Dari abangnya, dia mempelajari seluk beluk kuliner Jawa Tengah tersebut. Bekal ilmu yang diperolehnya langsung diaplikasikan secepat mungkin.
Pada 1995, Kadir bersama sang istri sudah memangkalkan gerobaknya di sekitar Jalan Musi, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat.
Sebagai pedagang kaki lima, Kadir kerap mengalami pengusiran. Namun, dia tak mau ambil pusing.
"Jualan di sini muter saja. Nggak boleh di sono, saya geser ke sini," ujarnya.
Tak hanya itu, saat berjualan tongseng, Kadir sudah mengalami kepahitan dalam berbisnis.
Penjualannya kala itu tidak begitu besar. Daging sapi atau kambing yang dibawanya hanya sekitar 1,5 kilogram (kg).
Saat merintis usaha, dia juga pernah tertimpa masalah. Kadir memiliki utang dalam jumlah besar, yaitu sebanyak Rp 11 juta.
"Kena utang saya dulu. Dulu itu jumlahnya besar, dan berat banget untuk mulangin," ucapnya.
Lambat laun bisnisnya penjualan tongsengnya berkembang. Selama bertahun-tahun merintis bersama istri, kini dia memiliki empat karyawan.
Penghasilan dari penjualan tongseng juga terus bertambah. Omzet hariannya dari bisnis ini mencapai Rp 5,4 juta.
"Harga tongseng (sapi dan kambing) Rp 27.000 dan jual hampir 200-an piring," tuturnya.
Setelah akrab dengan kuliner tongseng, Kadir mengembangkan bahan dengan campuran nanas.
Buah itu dipercaya menurunkan kadar kolesterol dan melunakkan daging.
Dari ramuan itu, konsumen justru menyukainya. Sebab, selain enak, tongseng yang dijualnya juga minim risiko kesehatan.
"Makan di sini ada keistimewaan. Ditambahkan nanas, kadar kolesterol turun dan daging jadi empuk," katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News