GenPI.co - Tanpa pengalaman dan pengetahuan tentang resep makanan, begitulah cara Pardi membangun usaha sebagai penjual tahu gejrot.
Pardi hanya mengerti usaha yang maksimal akan memperoleh hasil yang gemilang.
Pardi mengenang saat memulai bisnisnya sempat kebingungan harus berjualan apa.
Padahal, dia sudah memboyong gerobak bekas dari kenalannya yang sudah dibayarnya secara kontan.
Entah apa yang menginspirasinya, hanya tahu gejrot kala itu yang ada di isi kepalanya.
Dengan modal nekat, Pardi menyiapkan kocek Rp 1 juta untuk menjadi penjual tahu gejrot gerobak di sekitar Jl Jenderal Sudirman, Pelutan, Pemalang, Jawa Tengah.
"Dulu belum tahu jual apa. Kebetulan saja tahu gejrot. Awal mulai (modal, red) Rp 1 juta," kata Pardi dalam kanal YouTube Kawan Dapur yang diunggah 1 April 2022.
Saat berjualan, Pardi tak banyak pertimbangan. Racikan bumbu tahu gejrot ia terka-terka sesuai dengan lidahnya saja.
"Saya belajar (sendiri, red). Langsung jualan saja, alhamdulillah dikit-dikit, lama-lama jadi ramai," ujarnya.
Seporsi tahu gejrot ia jual dengan banderol Rp 8.000. Pembeli akan dikenakan biaya lagi sekitar Rp 2.000 jika ingin tambahan bumbu.
Dari hasil jualannya tersebut, omzet harian bisa menembus Rp 2 juta.
Namun, dia tak menampik penjualannya tak selalu ramai. Ada kalanya, bahan bakunya masih tersisa.
"Kalau sisa sedikit atau berapalah taruh di freezer (kulkas, red) rasanya biasa lagi. (Bahan baku tahan) dua hari tiga harilah." ucapnya.
Pardi boleh berbangga, meski hanya berjualan tahu gejrot, dua rumah berhasil dibelinya.
Dia tak pernah malu meski hanya menjadi penjual tahu gejrot. Di pikirannya, istri dan anaknya bisa terus berbahagia.
"Paling penting percaya diri, nggak usah neko-neko. Jangan sampai nyerah, nggak usah takut ombak, maju terus," tuturnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News