GenPI.co - Eby Fachrezzy lihai membaca peluang di tengah keterpurukan yang sempat dialaminya.
Sebab, profesinya sebagai event organizer mal begitu terdampak covid-19.
Namun, dia tidak tinggal diam dan beralih menjadi pebisnis kedai kopi. Bisnis kedai kopinya ia namakan Grande 18.
"Saat pandemi beralih menjadi buka usaha," katanya kepada GenPI.co, Jumat (25/03/2022).
Dia punya alasan khusus mengapa memilih bisnis kedai kopi.
Pasalnya, pecinta kopi di Indonesia cukup besar yang mana membuka peluang untuk bisnisnya.
"Karena, penikmat kopi tidak ada habisnya. Kopi saat ini menjadi kebutuhan dan bisa menjadi tempat nongkrong," ujarnya.
Saat membuka usaha di Jalan Salihara Nomor 14, Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini, Eby sudah mengalami pahitnya berbisnis.
Bagaimana tidak, saat merintis usaha pada tahun pertama, pandemi covid-19 masih menerjang dunia.
Di dalam negeri, pemerintah bahkan membatasi mobilitas masyarakat sehingga bisnis kedai kopinya terdampak.
"Pasang surut itu tantangan dalam berbisnis," katanya.
Namun, saat tempat usaha bisa membuat nyaman para komunitas dan pelanggan, pelan tapi pasti bisnisnya makin moncer.
"Komunitas Jakampus Unas, Hooligan Arema dan anak tongkrongan kampus menjadi langganan kami," ujarnya.
Metode pemasaran yang dia lakukan dengan memaksimalkan media sosial.
Pasalnya, cara itu terbilang cukup efektif di tengah serbuan digitalisasi.
Kedia kopi Grande 18 menghadirkan belasan menu makanan dan minum.
"Untuk menu andalan pastinya kopi. Untuk makanan adalah sate taichan," ujarnya.
Eby pun tidak segan membeberkan penghasilan kedai kopi miliknya itu.
"Omzet tertinggi dalam satu bulan, yakni 11 juta dalam satu bulan," ujarnya.
Jam operasional Grande 18 buka mulai pukul 3:00-23:00 WIB.
Meskipun baru satu tahun membangun usaha, Eby sudah menargetkan bisa membuka cabang di daerah lainnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News