GenPI.co - Bak disambar petir. Begitulah yang dirasakan Mega Susanti saat kontrak kerjanya tidak diperpanjang oleh perusahaannya.
Namun, berbekal tekad yang kuat dan uang pesangon yang diterimanya, Mega Susanti memutuskan untuk berjualan kain batik.
Usaha kain batiknya tersebut ia namakan Batik 24. Mega Susanti baru menekuni bisnisnya ini hampir setahun.
"Pertama, kontrak saya nggak diperpanjang. Pesangon saya dibuat untuk berjualan kain batik," ujar Mega kepada GenPI.co, Rabu (2/3).
Dia bercerita modal untuk membuka toko batik menelan dana Rp 20 juta. Bukan tanpa sebab modal awal yang dikeluarkannya menjadi besar.
Pasalnya, Mega Susanti mengambil stok kain batik langsung dari seorang pengrajin di Pekalongan, Jawa Tengah.
Selain itu, Mega Susanti harus kembali merogoh kocek untuk merenovasi toko milik keluarganya.
"Sebenarnya modal itu hanya untuk renovasi toko dan beli kebutuhan jualan. Puji Tuhan, kalau tokonya memang milik keluarga," jelasnya.
Mega Susanti bersyukur berkat bantuan dari sanak saudara dan kerabat, bisnis yang baru berusia kurang dari setahun itu terbilang berhasil.
"Modal itu kepulangan tiga bulan. Balik lagi, berkat support orang-orang terdekat," ujarnya.
Mega Susanti mengaku nekat berbisnis lantaran tak ingin menjadi seorang pekerja lagi.
Pengalaman yang diputus kerja membuatnya enggan menjadi seorang karyawan di perusahaan.
"Jujur, siapa yang nggak sakit kalau diputus kerja? Saya mencoba bangkit setelah lima bulan menganggur," ucapnya.
Toko Batik 24 miliknya berlokasi di Pasar Cengkareng Blok H2 Nomor 13, Jakarta Barat.
Batik 24 buka setiap hari, kecuali Minggu pukul 10.00-16.00 WIB.
Mega Susanti bercita-cita bisa memperkenalkan produknya hingga ke kancah dunia. Hal itu yang menjadi alasannya mau menjual kain batik.
"Jadi, saya hanya menjual kainnya saja. Bukan pakaian jadi," tuturnya.
Salah satu kain yang paling banyak dicari pelanggannya adalah batik tujuh rupa khas Pekalongan, Jawa Tengah.
"Harganya, ya. Contohnya batik tujuh rupa 1,5 meter di harga Rp 112 ribuan," katanya.
Mega Susanti berharap bisa memiliki toko cabang lainnya di seluruh Indonesia.
"Cita-cita boleh tinggi. Kalau perlu juga bisa ke luar negeri. Amin," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News