GenPI.co - Berada di zona nyaman dengan gaji yang besar ternyata tidak membuat Abdi Pangestu puas.
Justru meninggalkan zona tersebut untuk memulai bisnisnya sendiri berupa coffee shop, yakni Taman Kencana Eatery & Coffee. Lokasinya di Pondok Aren, Tangerang.
Sebelumnya, Abdi pernah bekerja sebagai koki di kapal pesiar selama 18 tahun. Gajinya pada 2006 mencapai Rp 27 juta.
Selama menjadi koki kapal pesiar, dia sudah berkeliling menyambangi 43 negara, mulai Asia, Eropa, hingga Amerika.
“Dulu masuk memulai di kapal pesiar sebagai tukang cuci piring,” tutur Abdi kepada GenPI.co, Jumat (31/12/2021).
Dia mengaku memiliki dasar sebagai koki karena pernah belajar jasa boga dan hospitality.
Nanun, Abdi tetap mengambil pekerjaan sebagai tukang cuci piring karena hanya posisi tersebut yang saat itu ada.
Abdi memiliki prinsip bekerja tidak boleh pilih-pilih. Menurut dia, kesempatan yang diberikan harus dimaksimalkan.
“Dari situ tunjukkan kalau bisa kerja. Kalau bisa menunjukkan kemampuan, nanti nilai diri jadi tinggi,” kata Abdi.
Berselang tiga bulan setelah memulai bekerja sebagai tukang cuci piring, dia mendapatkan kesempatan naik posisi menjadi koki.
Setelah melewati peralihan yang disebut dengan cross training dari tukang cuci piring (kitchen steward) menjadi koki, dia akhirnya berhasil mendapatkan posisi yang jauh lebih tinggi.
Delapan belas tahun berkarier di dunia profesional F&B di zona nyaman dengan gaji yang besar tidak membuat Abdi puas.
“Zona nyaman itu berbahaya karena tidak ada bahayanya,” ucap Abdi.
Menurutnya, orang yang terlena dalam zona nyaman bisa ambruk saat kenyamanannya hilang.
Perjalanannya selepas meninggalkan pekerjaan lamanya tidak berjalan semulus yang dikira.
Abdi pernah ditipu, menjadi korban politik perusahaan, intimidasi dari berbagai pihak, hingga gagal dalam beberapa bisnis.
Semua hal yang pernah dialaminya menjadi pelajaran sehingga dia bisa sampai pada titik saat ini.
“Saya tidak pernah kapok. Kalau kapok, tidak bisa makan. Kalau gagal, berarti saya belum belajar dengan matang,” ujar Abdi.
Dia menganggap kegagalan yang dialaminya adalah ongkos belajar yang berguna.
Saat ini Taman Kencana Eatery & Coffee yang dibangunnya sudah membuka lima cabang.
Ke depan, dia ingin membuka cabang lebih banyak lagi, yakni sekitar 10-15. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News