GenPI.co - Swan Kumarga mungkin tidak menyangka Dapur Solo yang didirikannya bisa sebesar sekarang.
Sebab, dia membangun Dapur Solo hanya bermodalkan uang sebesar Rp 100 ribu.
Swan pun memulai usahanya di garasi kecil di rumahnya. Keterbatasan tidak memadamkan semangat Swan.
"Awalnya jualan rujak karena saya suka rujak. Saya memulai dari apa yang saya suka," kata Swan kepada GenPI.co di outlet Dapur Solo di Jakarta Barat, Senin (20/12).
Swan pun memulainya dengan berjualan keliling dan melakukan pemasaran via brosur.
Selayaknya pengusaha sukses pada umumnya, Swan juga melewati suka dan duka.
Swan mengaku naik dan turun pendapatan adalah makanan sehari-harinya saat memulai usaha.
"Akan tetapi, harus tetap fokus bertahan, jangan pindah pekerjaan, hingga akhirnya tiba-tiba sudah tiga tahun," kata Swan.
Menurutnya, bisnisnya yang sudah menyentuh angka tiga tahun memiliki arti tersendiri.
Dia mengibaratkan bisnisnya dengan pohon, yakni sudah memberikan buah berkat kesabaran dan keuletannya.
"Harus diopeni, dari 1988 sampai 2021. Dari yang tadinya di garasi kini di mal-mal dan banyak cabang," kata Swan.
Pandemi ternyata tidak menghalangi Swan melebarkan bisnisnya. Dia terus berekspansi.
Satu outlet baru di Neo Soho Mall telah berdiri. Di outlet itu, Swan ingin lebih mendekati anak-anak muda.
Nuansa restoran yang ada pun dibuat lebih muda agar sejalan dengan jiwa generasi milenial.
"Karena dulu pelanggan kami sudah berumur semua, kini giliran anak muda yang harus tahu soal Dapur Solo sehingga dibikin semilenial mungkin," kata Swan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News