GenPI.co - Berawal dari bisnis keluarga diawali oleh sang bunda dan kedua saudaranya, Ridwan Fatoni semakin semangat berbisnis di tengah pandemi covid-19.
Bisnisnya yang dinamakan ‘Lumpang Echo’ ini tetap berjalan secara konsisten di Pati, Jawa Tengah lewat berbagai platform digital seperti Instagram dan Facebook walaupun terhalangi PPKM.
“Awalnya dari ibu, yakni Ibu Tien. Setelah itu bisnis kuliner ini dieksplor oleh ketiga anaknya. Mas Irvan, Adik saya Nurfaida Fitri, dan saya sendiri,” ujarnya kepada GenPI.co, Minggu (5/9/2021).
Ridwan Fatoni yang akrab disapa Toni menceritakan bahwa bisnis ini dimulai sebagai katering keluarga Ibu Tien yang dipromosikan dari mulut kemulut.
Kendati demikian, sejak pandemi covid-19 di bulan Ramadan tahun 2020, Lumpang Echo tetap meluncurkan belasan menu takjil kekinian.
“Berbekal pendidikan tata boga anak bungsu Ibu Tien, Dhanik (Nurfaida, Red), kami sebagai kakak juga membantu dengan cara membaca kebutuhan pasar,” katanya.
Toni juga mengatakan bahwa dia dan saudaranya melakukan filter pencarian dengan bantuan beberapa aplikasi digital dalam membaca trending keinginan pelanggan.
“Karena orang-orang kebanyakan di rumah pada saat pandemi, kami akhirnya berpikir untuk melakukan gebrakan baru. Pada akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pelayanan delivery,” tuturnya.
Dirinya juga memanfaatkan dengan baik pelayanan melalui WhatsApp dan mendaftarkan usaha kateringnya pada salah satu aplikasi online terbesar di Indonesia.
“Kami juga menyiapkan berbagai konsep promosi, baik dari berbagai flyer dan iklan berbentuk video yang menarik di media sosial,” ujarnya.
Tidak hanya sampai disitu, Toni juga mengirimkan proposal ke kantor, menyebar brosur ke tempat-tempat ramai, hingga memikirkan konsep iklan yang mendetail setiap minggunya.
“Ini semua dilakukan untuk menarik perhatian tambahan pelangan. Kami juga menawarkan menu pada pre-order perjalanan pariwisata untuk melakukan supply snack dan nasi box di setiap trip,” ujarnya.
Menurutnya, usaha tersebut tak menjadi sia-sia. Oleh sebab itu, keluarga Bu Tien selalu mencoba melakukan observasi serta membuat paket menu-menu terkini.
“Kami juga mengutamakan harga yang terjangkau, rasa yang tetap terjaga, serta pelayanan yang prima,” katanya.
Toni mengatakan bahwa bisnis kulinernya telah berjalan selama 5 tahun terakhir. Setelah itu, dirinya melakukan gebrakan lain seperti melayani pengiriman makan siang sejak Maret 2020.
Bukan tanpa alasan Toni melakukan bisnis kuliner tersebut. menurutnya, ada 2 bisnis yang memang akan selalu ada. Yakni, bisnis kebutuhan hidup dan bisnis gaya hidup.
“Saat gaya hidup harus terpangkas karena pandemi, masih ada bisnis kebutuhan hidup yang tidak akan termakan oleh keadaan,” katanya.
Dirinya juga semakin gigih dalam membaca peluang pasar yang ada di sekitaran. Bahkan, keluarga Ibu Tien juga memiliki kepercayaan bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang memberi manfaat.
“Khususnya kepada banyak orang. Kami juga membuka kesempatan bekerja untuk orang-orang dalam membantu kegiatan bisnis ini. Khususnya kepada warga sekitar untuk ikut membantu kami di dapur,” ujarnya.
Dirinya juga mengaku hanya bermodalkan kurang dari Rp 3 juta dalam berbisnis. Omzet yang diperolehnya bisa mencapai belasan juta sebelum masa pandemi.
Ridwan Fatoni (Foto: SC IG @Lumpang_ Echo)
Dirinya juga mengaku bahwa pandemi covid-19 sangat berpengaruh untuk bisnis kuliner, khususnya pada saat PPKM.
“Omzet kami turun drastis. Sebab, banyak customer kami yang merupakan karyawan swasta dan bekerja di beberapa kantor pemerintahan yang bekerja dari rumah,” katanya.
Termasuk berkurangnya acara hajatan dan resepsi pernikahan karena aturan PPKM.
“Namun, rezeki tetap berputar, pemesanan nasi box, tumpeng, dan seserahan tetap berjalan seperti sebelumnya,” katanya.
Walaupun terhimpit kepedihan di masa pandemi, dirinya juga tetap melakukan perhitungan yang matang.
“Kami selalu melakukan pembukuan dan hanya mengambil 25 persen dari keuntungan. Perputaran modal dan sisa keuntungan kami putar kembali menjadi tambahan modal,” ujarnya.
Toni juga memberi pesan kepada orang-orang yang sedang menggeluti usaha dan bisnis.
“Meski dunia memaksa kita untuk hidup slow, namun terbukti bahwa kami masih bisa grow. Doa, semangat, tekat, inovasi tiada henti adalah kunci. Mungkin ide bisa dicuri dan promosi bisa di-copy. Namun, rezeki sudah jadi takdir Ilahi,” katanya. (*)
Menu Lumpang Echo(Foto: SC IG @Lumpang_ Echo)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News