Kisah Hella Ayu Sukses Ekspansi Restoran Seafood saat Pandemi

29 Juni 2021 07:20

GenPI.co - Restoran Seafood Afterbreak di Semarang, Jawa tengah, merupakan salah satu tempat asyik untuk menyantap makanan.

Ternyata restoran tersebut memiliki kisah yang begitu menarik di awal berdirinya.

Ide usaha kuliner lobster dimulai pada tahun 2016.

BACA JUGA:  Dapat Modal dari BRI, Kini Omzet Bisnis Zetria Rp 200 Juta/Bulan

Ketika itu Hella Ayu yang baru meraih gelar sarjana, mencicipi masakan seafood ibu Dani.

"Kok masakan mama Dani enak, lalu kami mulai tawar-tawarkan. Waktu itu Dani keliling nawarin kepiting, rajungan saus. Sehari yang laku 1-2 porsi, sisanya sampai blenger dimakan sendiri," kata Hella, satu pendiri Afterbreak dikutip Antara.

BACA JUGA:  Wanita Gigih Ini Sukses Bisnis Cilok, Omzetnya Luar Biasa

Kemudian sepasang kekasih itu, pada 2018 nekat membuka dapur di rumah orang tua Dani. Yaitu di garasi mobil milik keluarga Dani.

BACA JUGA:  Suka Fesyen, Ojan dan Rekan Buka Clothing Line, Omzetnya Jutaan

Dani (kiri) (fto: SC IG @dhanifc)

 

"Saya sama Dani bikin home kitchen ukuran dapur 4 x 5 meter. Berawal dari hanya punya satu karyawan dengan gaji Rp1,5 juta per bulan,” ujar Hella.

Menu dipasarkan lewat media sosial dan membuka sistem prapemesanan. Usaha tersebut terus berkembang.

“Kami semangat untuk memberikan layanan delivery dengan menu utama lobster, kemudian malah berkembang sampai sekarang," kata Hella.

Pada 2021, tepatnya di bulan April saat pandemi masih berlangsung, Afterbreak mampu bangkit dan membuka gerai di Semarang dengan 20 karyawan dan total gaji Rp 50 jutaan.

Restoran Seafood Seafood Afterbreak Semarang (foto: Antara/HO)

"Di lahan yang lebih luas, hampir 1.000 meter persegi, dengan dapur yang sudah berstandar restoran, karyawan yang punya skill, bahkan kami sudah punya chef untuk mengurus quality control," beber Hella.

Dia pun mengemukakan tujuan membuka usaha di Semarang di masa pandemi.

“Sebagai ikhtiar kami untuk memulai startup kuliner lobster,” jelasnya.

Dengan konsep startup, terbukti Afterbreak yang mengunggulkan hidangan lobster tersebut mampu bertahan bahkan bangkit dari pandemi covid-19 yang banyak menghantam usaha kuliner.

Didukung dengan memboyong usahanya ke ranah digital untuk promosi pemasaran, Afterbreak yang dulunya hanya sebuah kedai di pinggir sawah di Kendal, kini sudah merintis gerai kedua di pusat kota Semarang.

Hella juga berharap makin banyak masyarakat Indonesia yang bisa menikmati lobster, di mana pun mereka berada.

“Karena Indonesia ini pusatnya lobster sebagai penghasil komoditi lobster terbesar di dunia, tapi harganya mahal dan malah banyak masyarakat yang enggak mampu membelinya," ungkap Hella.

Dengan model bisnis startup, Afterbreak bisa menyajikan menu lobster dengan harga di kisaran mulai dari Rp 100 ribuan.
Adapun menu andalannya, lobster saus padang yang dibanderol seharga Rp175.000.

Selain menu itu, ada juga menu rajungan asam manis, rajungan mini goreng tepung, lobster lada hitam.

"Kenapa harga lobster kani bisa murahn karena kami turun istilahnya sampai ke akar-akarnya. Kami cari tahu lobster itu seperti apa ke nelayan,” ungkap Hella.

Dia mengatakan kalau lobster yang mahal dengan kualitas ekspor.

Ternyata, di lapangan ada lobster yang tidak layak ekspor yang bisa dibeli dengan harga murah. Padahal kualitas tidak jauh berbeda.

Meski bahan baku lobster Afterbreak bukanlah livestock alias lobster segar yang masih hidup, namun lobster beku atau frozen pun ternyata masih bisa dinikmati dan terasa segar asal pengolahannya dilakukan dengan baik dan benar. (*/ant)

Menu andalan Afterbreak, lobster saus padang hingga rajungan goreng (foto: Antara/HO)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co