Permintaan Maaf Ditolak, Indonesia Paksa BWF Lakukan Hal Ini

23 Maret 2021 05:30

GenPI.co - Timnas Indonesia memaksa Badminton World Federation (BWF) melakukan hal ini usai menolak permintaan maafnya.

Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa pihak BWF telah mengirimkan surat permintaan maaf kepada Indonesia yang diterima oleh Menpora Zainudin Amali.

BACA JUGA: Belajar dari All England, PBSI Mulai Royal ke Timnas Indonesia

Melalui surat resmi tertanggal 21 maret 2021 yang ditujukan kepada Zainudin Amali, Presiden BWF Poul-Erik Hoyer secara khusus meminta maaf.

"Saya dengan tulus menyampaikan permohonan maaf atas kesedihan dan frustasi yang dialami oleh seluruh pemain dan tim Indonesia," kata Poul-Erik Hoyer.

"Atas nama seluruh jajaran BWF, saya menyampaikan permohonan maaf ini kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Luar Negeri, Duta Besar RI untuk Inggris, para pejabat, Ketua Umum PBSI dan jajaran, rakyat Indonesia dan terutama seluruh komunitas dan penggemar bulu tangkis di Indonesia," tambah dia.

Lebih lanjut, BWF juga menyadari bahwa Indonesia merupakan salah satu raksasa bulutangkis dunia, dan berharap insiden ini tidak mempengaruhi hubungan baik antara Indonesia dan BWF.

"Kami percaya bahwa hubungan luar biasa yang sudah terjalin lama antara Indonesia dengan BWF akan tetap harmonis dan bahkan lebih kuat di masa mendatang," ujarnya.

Akan tetapi, permintaan maaf tersebut tampaknya tidak diterima oleh para kontingen Indonesia yang didepak dari All England.

Salah satu kontingen Indonesia, Marcus Gideon, menilai bahwa BWF bisa saja meminta maaf kembali, bila tidak mempersiapkan segala sesuatunya secara matang.

BACA JUGA: All England Telah Usai, Wakil Indonesia Rugi Ratusan Juta

"Persiapan harus lebih matang. Takutnya nanti kalau ada kejadian seperti ini lagi, mereka (BWF) cuma minta maaf tanpa ada pertanggjungjawaban yang pasti," jawab Marcus Gideon.

"Jangan hanya cuma minta maaf lalu urusannya dianggap selesai, harusnya tidak seperti itu," tambahnya menjelaskan.

Lebih lanjut, Greysia Polii selaku salah satu atlet senior di Indonesia yang ditolak bermain di Inggris juga mengungkapkan hal yang sama dengan Marcus.

"BWF adalah pelindung, dan kami (atlet) adalah aset mereka yang harus dinaungi. Mereka harus bisa lebih bertanggung jawab dengan respon mereka saat diarahkan NHS," ucap Greysia.

"Misalnya saat dikeluarkan dari hall, seharusnya ada pembicaran dua arah lebih dulu dengan manajer tim. Tapi di kejadian kemarin mereka main paksa dan memutuskan sepihak," tutup Greysia.

Kontingen Indonesia sendiri telah tiba di Tanah Air dari Birmingham, Inggris, pada Senin (22/03/21) sekitar pukul 20:00 WIB.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co